KOMPAS.com - Distrofi miotonik adalah kondisi genetik yang melemahkan otot anak secara perlahan dari waktu ke waktu.
Distrofi otot miotonik menyebabkan kelemahan, otot menyusut, dan pelepasan lambat beberapa otot setelah berkontraksi.
Masalah kesehatan ini juga dapat memengaruhi banyak bagian lain dari tubuh anak, seperti jantung, otak, hormon, dan penglihatan.
Baca juga: 6 Gejala Rakhitis, Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai
Distrofi miotonik terklasifikasi menjadi dua tipe berdasarkan penyebabnya, yakni:
Gejala umum distrofi miotonik adalah kelemahan di area berikut:
Kelemahan bisa menyebar ke area otot lain seperti otot di daerah paha atau otot di organ pernapasan.
Distrofi miotonik juga dapat menyerang uterus.
Gejala lain distrofi miotonik meliputi:
Baca juga: 13 Penyebab Kelemahan Otot yang Perlu Diwaspadai
Diagnosis akan dimulai dengan pemeriksaan fisik dan pengecekan riwayat kesehatan keluarga
Beberapa tes untuk memastikan penyakit ini meliputi:
Tidak setiap anak yang mengidap distrofi miotonik membutuhkan setiap jenis perawatan.
Rencana perawatan anak akan dibuat khusus untuk mereka dan akan berubah seiring waktu seiring dengan perubahan kebutuhan pasien.
Meskipun tidak ada obat untuk distrofi miotonik, pengobatan dapat berdampak besar pada kualitas hidup anak dengan mengurangi atau mengelola efek penyakitnya.
Perawatan umum untuk menjaga kemampuan anak bergerak aktif meliputi:
Baca juga: Kenali Apa itu Myalgia, Nyeri Otot yang Bisa Menyerang Setiap Orang
Segera hubungi dokter atau ahli saraf jika mengalami gejala distrofi miotonik.
Pendampingan medis setelah didiagnosis dengan distrofi miotonik amat penting dilakukan.
Kemungkinan komplikasi dari distrofi miotonik antara lain:
Distrofi miotonik tidak dapat dicegah karena merupakan kelainan bawaan.
Namun, konselor genetik dapat membantu pasangan membuat keputusan sebelum berencana memiliki anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.