Dokter Spesialis Mata Setiyo Budi Riyanto yang juga Ketua Service Katarak dan Bedah Refraktif Jakarta Eye Center (JEC) ini mengatakan, operasi katarak yang ada saat ini menggunakan teknologi canggih tanpa pisau.
"Dengan teknologi yang ada sekarang, operasinya tidak berdarah, enggak disuntik, gk dijahit, jadi pasien enggak perlu nginap," kata Budi dalam acara Bakti Katarak di JEC Kedoya, Jakarta Barar, Sabtu (10/10/2015.
JEC pun menggelar operasi katarak gratis atau yang dinamakan Bakti Katarak terhadap 100 pasien pada Sabtu siang. Ketua Bakti Katarak, dokter Spesialis Mata Soefiandi Soedarman mengatakan, operasi katarak secara gratis ini salah satunya bertujuan untuk menurunkan angka kebutaan di Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, setiap tahunnya ada 1000 penderita katarak baru atau 0,1 persen. Indonesia menempati peringkat kedua dengan kasus kebutaan paling tinggi setelah Eutopia dan peringkat pertama di Asia Tenggara. Pemerintah pun menargetkan Indonesia bebas katarak pada 2020.
Melihat tingginya angka tersebut, Ketua Komite Mata Nasional Andy F Noya mengatakan, masyarakat harus sadar dengan adanya ancaman kebutaan. Andi mengatakan, kebutaan bisa menurunkan produktivitas, sehingga turut menurunkan perekonomian seseorang. "Kesadaran masyarakat terhadap ancaman besar kebutaan harus disosialisasikan," kata Andy. Andy berharap, operasi katarak bisa dilakukan secara gratis juga di daerah-daerah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.