Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/06/2016, 20:07 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber Health

KOMPAS.com - Anda pernah mendengar tentang obat dan diet anti-inflamasi atau antiradang, tetapi apakah Anda benar-benar tahu apa itu peradangan? Secara singkat, peradangan adalah respon tubuh terhadap ancaman dari luar seperti stres, infeksi, atau bahan kimia beracun.

Ketika sistem kekebalan tubuh merasakan salah satu dari bahaya ini, tubuh akan merespon dengan cara mengaktifkan protein yang dimaksudkan untuk melindungi sel dan jaringan.

"Dalam situasi yang sehat, peradangan berfungsi sebagai teman yang baik untuk tubuh kita," kata Mansour Mohamadzadeh, PhD, direktur Center for Inflammation and Mucosal Immunology di University of Florida.

Tetapi jika sel-sel kekebalan tubuh mulai bereaksi berlebihan, peradangan bisa menjadi bumerang dan hal ini berbahaya.

Peradangan kronis memiliki sejumlah penyebab, termasuk virus atau bakteri, gangguan autoimun, makanan manis dan berlemak, atau cara Anda menangani stres.

Berikut adalah beberapa cara peradangan memengaruhi kesehatan Anda, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

 

Melawan infeksi
Peradangan paling terlihat (dan paling menguntungkan) saat berfungsi untuk menyembuhkan luka atau melawan penyakit: "Anda tahu bahwa telah terjadi peradangan di dalam tubuh Anda saat Anda mengalami demam atau sakit tenggorokan karena kelenjar tenggorokan membengkak," kata Timothy Denning, PhD, profesor dan peneliti imunologi di Georgia State University.

Atau saat luka menjadi memerah dan hangat saat disentuh. Pembengkakan, kemerahan, dan kehangatan adalah tanda-tanda bahwa sistem kekebalan tubuh Anda mengirimkan sel-sel darah putih ke daerah yang sakit untuk melawan kuman.

Dalam hal ini, peradangan adalah gambaran reaksi sehat tubuh Anda. Ketika infeksi atau penyakit hilang, peradangan juga hilang.

 

Dapat membahayakan usus Anda
Banyak dari sel-sel kekebalan tubuh, ada dan berkelompok di sekitar usus, kata Denning. Di sebagian besar waktu, sel-sel kekebalan itu mengabaikan triliunan bakteri sehat yang hidup di usus.

"Tapi bagi sebagian orang, yang memiliki kadar toleransi berlebih, sel-sel kekebalan tubuh mereka bereaksi aktif terhadap kehadiran bakteri-baktersi tersebut, menciptakan peradangan kronis."

Walhasil, sel-sel kekebalan tubuh dapat menyerang saluran pencernaan itu sendiri. Kondisi autoimun ini dikenal sebagai gangguan radang usus. Gejala-gejalanya antara lain adalah diare, kram, bisul, dan bahkan mungkin memerlukan operasi pengangkatan usus.

Dokter tidak tahu pasti mengapa beberapa orang menderita radang usus. Tapi, genetika, lingkungan, antibiotik, pola makan, dan stres semua tampaknya memainkan peran.

 

Dapat membahayakan sendi Anda
Ketika peradangan terjadi pada sendi, hal itu dapat menyebabkan kerusakan serius. Salah satu kondisi kerusakan sendi adalah rheumatoid arthritis (RA).

RA juga merupakan gangguan autoimun yang dsiebabkan oleh faktor genetik. Selain genetik, RA juga terkait dengan kebiasaan merokok, kurang vitamin D, dan faktor risiko lainnya.

Sebuah studi di Yale University pada 2013 menemukan, bahwa pola makan tinggi garam dapat berkontribusi terhadap meningkatnya risiko RA.

 

Meningkatkan risiko penyakit jantung
Setiap bagian tubuh Anda yang terluka atau rusak dapat memicu peradangan, termasuk bagian dalam pembuluh darah. Pembentukan plak lemak di dalam arteri dapat memicu peradangan kronis.

Plak lemak menarik sel darah putih, kemudian tumbuh lebih besar, dan dapat membentuk bekuan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Salah satu protein spesifik, yang disebut interleukin-6 (IL-6), diduga memainkan peran kunci dalam hal ini, demikian menurut sebuah studi ilimiah tahun 2012 yang diterbitkan oleh jurnal Lancet.

 

Meningkatkan risiko kanker
Peradangan kronis telah lama dikaitkan dengan kanker paru-paru, kerongkongan, leher rahim, dan saluran pencernaan.

Sebuah studi yang dilakukan olehHarvard University pada 2014 menemukan bahwa remaja obesitas dengan tingkat peradangan yang tinggi mengalami risiko kanker sebesar 63 persen lebih tinggi selama masa dewasa, jika dibandingkan dengan rekan-rekan mereka dengan tingkat peradangan yang lebih rendah.

"Ketika sel-sel kekebalan tubuh mulai menghasilkan kondisi peradangan, regulasi kekebalan tubuh menjadi memburuk dan menciptakan lingkungan yang optimal untuk sel-sel kanker berkembangbiak," kata Mohamadzadeh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com