Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2016, 20:35 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

“Operasinya di rumah sakit swasta, enggak pakai BPJS. Jadi ya, udah, semua Rp 45 juta dikasih untuk operasi perut doang,” cerita Suroha.

Kondisi Pupur sempat membaik, tapi kemudian kembali memburuk. Saat usia 10 tahun, Pupur pernah mengalami muntah darah, bahkan pendarahan di hidung. Tak terhitung berapa kali Pupur bolak-balik ke Puskesmas dan rumah sakit di Serang, baik rumah sakit swasta maupun pemerintah daerah.

Hingga akhirnya, Pupur didiagnosis kanker dan tim medis di Serang merujuk Pupur ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

“Dokter di Serang semua sudah angkat tangan. Katanya kankernya sudah menyebar. Pupur sudah enggak bisa diapa-apain. Tapi ke Jakarta saya bingung tinggal sama siapa. Dokter di Serang dan perawat akhirnya nganterin ke Jakarta,” kenang Suroha.

Benjolan muncul di sejumlah bagian tubuh Pupur. Suroha sempat putus asa dan meninggalkan pengobatan medis, lalu beralih ke pengobatan alternatif. Namun, selama 8 bulan, kondisi Pupur malah bertambah parah. Bengkak di perutnya pun membesar. Padahal ia telah menghabiskan Rp 6-7 juta untuk berobat alternatif.

Pekerjaan suami sebagai kuli bangunan tak cukup membayar biaya pengobatan. Suroha pun sudah menjual 10 gram emas dan cincinnya, serta sering pinjam uang sana-sini.

Suroha kemudian kembali ke Jakarta dan Pupur berobat di RS Dharmais. Pengobatan pertama selama 4 bulan berjalan lancar dengan biaya ditanggung BPJS Kesehatan. Kondisi Pupur pun membaik. Suroha terus menemani Pupur di Jakarta dan rela meninggalkan adik Pupur yang masih balita. Akan tetapi, rasa pilu itu belum berakhir.

“Dokter di sini (Jakarta) juga bilang Pupur sudah enggak bisa diapa-apain.  Katanya ‘kita bersabar saja sambil berdoa. Ibu berdoa, kami berusaha.’ Dokter bilang, hidupnya tinggal 25 persen lagi,” ucap Suroha dengan mata berkaca-kaca.

Dian Maharani/Kompas.com Muhammad Furqon atau Pupur (12) dan ibunya, Suroha (31) di Rumah Anyo.
Semangat Pupur yang ingin jadi ustaz dan profesor

Akibat penyakitnya itu, Pupur yang juga menggemari artis Ricky Harun itu terpaksa meninggalkan sekolah saat duduk di kelas 5 SD. Selama perawatan di Dharmais, Pupur setidaknya sudah menjalani 15 siklus kemoterapi dan 10 kali radioterapi.  Semangat yang kuat membawa Pupur terus menikmati hidupnya hingga saat ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+