Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ejakulasi Setiap Kali Dekat dengan Wanita, Tanda Penyakit Apa?

Kompas.com - 03/03/2020, 21:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit apa yang diderita oleh seorang pria jika setiap kali bertemu wanita atau pacar mengalami ejakulasi?

Dr. dr. Hudi Winarso, M.Kes., Sp.And., pernah menerima pertanyaan seperti itu dari seorang pria bujang yang stres karena alami ejakulasi cepat.

Dalam bukunya berjudul Seks Pria & Wanita: Manfaat, Masalah dan Solusinya (2019), konsultan andrologi dan seks itu bercerita jika sang pria berusia 26 tahun tersebut mengaku setiap kali berdekatan dengan pacar, celananya langsung basah.

Baca juga: Untuk Pria, Kenali 5 Penyebab Ejakulasi Dini dan Cara Mengatasinya

Oleh karena kondisi ini, sang pria akhirnya tidak mau lagi pacaran hingga sempat ingin bunuh diri, meski tak jadi.

Sang pria kemudian bertanya kepada dokter mengenai cairan yang keluar tersebut benar sperma atau bukan?

Selain itu, dia juga penasaran apakah proses itu disebut ejakulasi dini dan bisa tidak untuk sembuh?

Proses ejakulasi normal

dr. Hudi pun menjawab, proses ejakulasi atau sperma keluar dari penis pada pria lazimnya diawali dengan munculnya cairan pelumas.

Cairan pelumas itu merupakan hasil produksi dari kelenjar yang ada di sekitar saluran kencing bagian depan.

Pada umumnya, cairan pelumas berwana jernih agak lengket.

Jumlah cairannya juga tidak terlalu banyak.

Jika cairan pelumas keluar dalam volume yang tidak normal atau berlebihan, kondisi itu patut dicurigai sebagai gejala adanya infeksi di saluran kencing bagian depan.

Salah satu penyakit yang memiliki tanda seperti tersebut, yakni chlamydia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis.

Untuk memastikan apakah cairan tersebut pelumas atau sperma, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium dan mikroskopis.

Baca juga: Waspada Ejakulasi Tertunda, Bisa Kurangi Kualitas Bercinta

Cairan sperma akan dikenali jika didapat sel sperma (spermatozoa) di dalam cairan yang diperiksa.

Sedangkan jika hasil pemeriksaan banyak didapati sel darah putih (cairan radang), maka hal itu menunjukkan adanya infeksi.

Cara mengobati

Jika penyebab cairan berlebih karena infeksi, maka pengobatan dini menggunakan antimikroba bisa dilakukan untuk memberikan hasil yang baik.

 

Sedangkan jika cairan tersebut bukan karena infeksi, tetapi ejakulasi yang terjadi secara cepat, maka perlu pengobatan secara lebih telaten.

Begitu juga dengan kemungkinan adanya infeksi prostat yang memiliki efek fungsi kontrol ejakulasi menjadi terganggu, perlu penatalaksanaan khusus dan ketelatenan untuk mengatasinya.

Baca juga: Amankah Penderita Gangguan Jantung Berhubungan Badan?

Namun, menurut dr. Hudi, masalah ejakulasi cepat lebih banyak terjadi karena faktor psikologis.

Di mana, masalah psikologis dapat mengganggu keseimbangan hormon pengendali ejakulasi, yakni dopamin dan serotonin.

Jika begitu, psikoterapi dan penggunaan obat penyeimbang serotonin dapat dilakukan sebagai solusi untuk memperbaiki gangguan ejakulasi.

Sedangkan langkah lebih lanjut, yakni bisa menggunakan metode hipnoterapi untuk beberapa kasus yang belum ada solusinya.

Dalam buku The Art of Medicine (2016) karya dr. Tito Anurogo, dijelaskan bahwa penyebab ejakulasi dini termasuk kompleks dan multifaktor, meliputi interaksi antara faktor psikologis dan biologis.

1. Faktor psikologis

Beberapa hal yang dapat menyebabkan ejakulasi dini dari faktor psikologis, di antaranya:

  • Efek pengalaman dan pengondisian seksual pertama kali, termasuk pengalaman seks di usia dini atau hubungan seks pertama kali
  • Terburu-buru ingin mencapai klimaks atau orgasme
  • Teknik seksual
  • Frekuensi aktivitas seksual
  • Rasa bersalah
  • Cemas
  • Penampilan seksual
  • Problematika hubungan
  • Penjelasan psikodinamika
  • Alexithymia

Baca juga: 3 Posisi Bercinta untuk Mendukung Terjadinya Kehamilan

2. Faktor biologis

Berikut ini beberapa hal yang termasuk penyebab ejakulasi dini dari faktor biologis:

  • Ketidaknormalan kadar hormon seks
  • Reseptor
  • Kadar neurotransmiter pusat
  • Ketidaknormalan aktivitas releks sistem ejakulasi
  • Permasalahan tiroid tertentu, seperti disfungsi tiroid atau hipertiroidisme
  • Peradangan dan infeksi prostat kronis atau sindrom nyeri pelvis kronis
  • Ciri yang diwariskan
  • Kecepatan refleks ejakulasi

"Faktor lainnya yang dapat juga berperan adalah impotensi, kerusakan sistem saraf akibat pembedakan atau trauma, serta ketergantungan terhadap narkotika dan obat tertentu," tulis dr. Dito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com