Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Asal Minum Wedang Jahe, Bisa Jadi Bumerang untuk Tubuh

Kompas.com - 09/03/2020, 12:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang mengandalkan jahe saat kondisi tubuhnya tidak prima.

Bumbu dapur ini kerap dibuat minuman yang dapat menghangatkan tubuh.

Popularitas jahe belakangan kian menanjak setelah rimpang yang satu ini disebut berkhasiat untuk berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: Tertawa, Cara Mudah Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Bijak dengan gula dan tak berlebihan

Belakangan, banyak orang beramai-ramai berburu jahe untuk menangkal virus corona biang penyakit Covid-19.

Melansir Sehat Q, manfaat jahe untuk menangkal infeksi sejumlah bakteri dan virus ditunjang kandungan gingerol dalam jahe.

Zat itu disebut dapat menghambat infeksi bakteri seperti Shigella dan E.coli, sampai menangkal infeksi virus RSV biang penyakit saluran pernapasan.

"Hati-hati mengonsumsi ramuan jahe. Kalau kebablasan bisa memberikan efek sebaliknya buat tubuh," jelas ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum., saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (8/3/2020).

Baca juga: 5 Buah untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh

Kendati punya segudang manfaat, minum ramuan jahe dengan tambahan gula berlebih justru bisa berdampak negatif bagi tubuh.

Menurut anjuran Kementerian Kesehatan, konsumsi gula orang dewasa dengan aktivitas normal, maksimal empat sendok makan atau 50 gram per hari.

"Tambahan gula berlebih dalam ramuan jahe justru membuat daya tahan tubuh anjlok, kortisol naik, stres oksidatif (radikal bebas dalam tubuh meningkat). Salah-salah infeksi virusnya malah menjadi-jadi," kata Tan.

Menurut Tan, minuman jahe perlu dikonsumsi dengan dosis bijak agar punya dampak positif bagi tubuh.

Jika berlebihan, jahe bisa memicu sariawan, sembelit, demam, sampai iritasi saluran pencernaan.

"Kalau sekadar satu hari satu cangkir, ya okelah. Hanya saja, yang mengganggu justru tambahan gulanya. Pertimbangkan takaran gulanya," kata dia.

Baca juga: 7 Cara Mudah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Selain Olahraga

Jahe bagi penderita hipertensi dan diabetes

Penderita diabetes dan hipertensi perlu bijak mengonsumsi jahe. Pasalnya, jahe disebut bisa sedikit menurunkan tekanan dan kadar gula darah.

Konsumsi jahe berlebihan ditambah obat penurun darah tinggi dan obat pengontrol diabetes dapat membuat tekanan darah dan gula darah drop.

Kendati bisa sedikit menurunkan tekanan dan kadar gula, penderita hipertensi dan diabetes tidak bisa mengandalkan jahe untuk mengontrol penyakitnya.

Pasien tetap perlu minum obat dari dokter dan rajin cek tekanan dan gula darah.

Demi keamanan, sebelum dan setelah mengonsumsi jahe, ada baiknya penderita hipertensi atau diabetes mengecek lebih dulu kondisi kesehatannya.

Baca juga: 3 Mitos mengenai Daya Tahan Tubuh yang Sering Bikin Salah Kaprah

Jahe bagi penderita penyakit pembuluh darah

Penderita penyakit pembuluh darah seperti jantung dan stroke yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah juga perlu berhati-hati mengonsumsi jahe.

"Jahe juga punya efek mengencerkan darah dari senyawa salisilat. Hati-hati buat yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah. Bisa kebablasan," kata Dokter Tan.

Kendati jahe punya efek mengencerkan darah, Tan mengingatkan bukan berarti jahe bisa menggantikan fungsi obat.

Sebab, risiko pengentalan dan pembekuan darah dalam tubuh melalui jalur yang cukup kompleks. Saat meresepkan obat, dokter menyesuaikannya dengan kondisi tubuh pasien.

Baca juga: 6 Manfaat Kacang Hijau, untuk Kesehatan Jantung sampai Ibu Hamil

Keamanan dan kebersihan pangan

Selain itu, Tan mewanti-wanti agar orang yang mengonsumsi jahe agar lebih memperhatikan keamanan dan kebersihan bahan pangan.

"Yang paling penting, orang yang mengonsumsi jahe perlu memperhatikan keamanan pangan dan faktor kebersihan," jelas dia.

Bagian rimpang, daun, batang, dan bahan pembuatan beragam jamu lainnya rentan dengan buluk alias jamur tak kasatmata.

Menurut studi yang diterbitkan di Hindawi, kontaminasi mikroba dan bahan kimia produk herbal seperti jahe bisa terjadi saat proses budidaya, panen, penyimpanan, pengolahan, penanganan, sampai distribusi.

Demi alasan keamanan pangan, produk herbal perlu mempertimbangkan aspek penggunaan pestisida yang berlebihan serta kondisi tanah yang tercemar logam berat.

Baca juga: 10 Bakteri yang Bisa Kontaminasi Kulit Telur dan Cara Mengatasinya

Selain itu, kontaminasi jamur pada produk herbal rentan terjadi selama proses pengeringan yang tidak sempurna, saat kelembaban udara relatif tinggi.

Kontaminasi zat kimia maupun jamur pada produk herbal bisa berbahaya, terutama bagi pengidap gangguan imun atau seseorang yang sistem daya tahan tubuhnya sedang lemah.

Kontaminasi zat kimia maupun jamur yang tak kasatmata tersebut dapat memengaruhi kesehatan hati, paru-paru, sampai sistem saraf pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com