Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah Asam Urat Lebih Sering Serang Pria?

Kompas.com - 07/07/2020, 10:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Penyakit gout atau asam urat adalah penyakit kronis yang ditandai dengan nyeri sendi dan sakit apabila digerakan.

Gejala asam urat ditandai dengan adanya hiperurusemia atau peningkatan kadar asam urat dalam darah yang melebihi batas normal.

Kadar asam urat normal pada pria pada umumnya, yakni 7,0 mg/dL. Sementara, kadar asam urat normal pada wanita adalah 5,7 mg/dL.

Baca juga: 4 Tahapan Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Penyakit asam urat tidak secara langsung menyebabkan kematian, tapi jika kadar asam urat ini dibiarkan terus tinggi dapat menimbulkan komplikasi asam urat yang berakibat kematian.

Salah satu bahaya yang mungkin terjadi, yaitu kristal urat dapat mengendap di ginjal dan saluran kemih hingga membentuk batu ginjal serta bisa membuat gagal ginjal akut yang mengancam jiwa.

Kristal urat juga dapat menyumbat pembuluh darah, sehingga penderita berisiko terkena panyakit jantung koroner ataupun stroke.

Menjadi lebih berisiko terkena komplikasi asam urat berbahaya, jika pengidap hiperurisemia berhubungan dengan sindrom metabolik, seperti kegemukan, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi dan lemak darah tinggi.

Lalu, benarkah asam urat lebih sering serang pria daripada wanita? Mengapa bisa demikian?

Perhimpunan Reumatologi Indonesia memang pernah menulis, gout mengena 1-2 persen orang dewasa dan merupakan kasus artritis inflamasi terbanyak pada pria.

Prevalensi penyakit asam urat bahkan diperkirakan antara 13,6 per 1.000 pria dan 6,4 per 1.000 wanita.

Baca juga: 7 Komplikasi Asam Urat yang Harus Diwaspadai

Prevalensi asam urat meningkat sesuai umur dengan rata-rata 7 persen pada pria umur >75 tahun dan 3 persen pada wanita umur >85 tahun.

Melansir Buku Asam Urat (2011) oleh Dr. dr. Joewono Soeroso, Sp.PD-KR, M.Sc. dan Hafid Algristian, Sp.Ked., penyakit asam urat sebenarnya tidak hanya menyerang kaum pria, tapi juga wanita.

Namun, pria memang memiliki kemungkinan lebih besar mengalami penyakit asam urat.

Hal itu dikarenakan, tubuh wanita dapat memproduksi hormon estrogen yang bisa  menurunkan risiko penumpukan asam urat.

Pada wanita, hormon estrogen membuat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh lebih efektif.

Baru pada saat menopause, hormon estrogen pada wanita tidak langsung diproduksi. Pada masa inilah, wanita memiliki kemungkinan lebih besar terserang asam urat.

Baca juga: 12 Anjuran Makanan untuk Penderita Asam Urat

Melansir Mayo Clinic, dijelaskan pula, bahwa gout lebih sering terjadi pada pria, terutama karena wanita cenderung memiliki kadar asam urat yang lebih rendah. Hal itu bisa tercermin dari perbedaan kadar asam urat normal pada pria yang lebih tinggi daripada wanita.

Namun, setelah menopause, kadar asam urat wanita bisa mendekati pria.

Pria juga lebih mungkin terkena gout lebih awal, biasanya antara usia 30 dan 50 tahun, sedangkan wanita pada umumnya mengalami tanda dan gejala asam urat setelah menopause.

Meski demikian, patut dipahami bersama, hampir semua kasus asam urat diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, sehingga siapa saja sangat disarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat.

Bisa dibilang asam urat adalah penyakit yang gampang-gampang susah, yakni gampang diterapi, tapi susah dihilangkan karena telanjur diturunkan secara genetik.

Jadi, daripada menyalahkan orangtua, Anda lebih baik mulai mengikuti pola hidup sehat dari sekarang sebagai cara mencegah asam urat.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Asam Urat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau