KOMPAS.com - Stretch mark adalah guratan di kulit yang biasanya berwarna putih, kuning, cokelat, merah, atau ungu.
Guratan atau jaringan parut yang kerap dianggap mengganggu penampilan ini paling sering muncul di bagian perut, pantat, paha, dada, serta pinggul.
Stretch mark jamak dialami ibu hamil. Namun, siapa saja bisa memiliki stretch mark. Terutama orang yang punya saudara atau keturunan memiliki masalah kulit ini.
Baca juga: 8 Manfaat Olahraga bagi Ibu Hamil Menurut Dokter Obgyn
Melansir What to Expect, stretch mark pada ibu hamil biasanya muncul ketika kehamilan memasuki usia 13-21 minggu.
Munculnya jaringan parut atau stretch mark ini sebenarnya bukanlah penyakit. Melainkan robekan kecil di lapisan jaringan di bawah kulit.
Selama hamil, kulit di sejumlah bagian tubuh ibu hamil tertarik atau meregang dengan maksimal.
Selain itu, penyebab stretch mark lainnya yakni penambahan berat badan yang cepat selama kehamilan.
Ibu hamil yang punya warna kulit lebih gelap dan badan lebih kecil cenderung memiliki stretch mark dibandingkan ibu hamil yang berkulit putih.
Kendari guratan khas di kulit ini keniscayaan bagi para ibu, namun ada beberapa cara untuk meminimalkan guratan ini agar tidak terlalu kentara.
Baca juga: Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Ciri-ciri, Cara Mengatasi
Berikut cara mencegah stretch mark pada ibu hamil sesuai usia kehamilan:
Stretch mark pada ibu hamil tersebut bisa muncul lantaran permukaan kulit pecah karena tekanan kenaikan berat badan yang cepat.
Pelembab bisa membantu menjaga elastisitas kulit ibu hamil yang sedang meregang tersebut.
Dengan menggunakan pelembab, kemungkinan kulit robek saat kulit tubuh mulai meregang bisa dicegah.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Sembelit pada Ibu Hamil
Setelah dinyatakan positif hamil, rajin-rajin oleskan pelembab yang mengandung minyak kelapa, shea butter, atau vitamin E di bagian tubuh yang rentan stretch mark.