KOMPAS.com - Istilah hipotermia mungkin bukan hal yang asing lagi di telinga Anda.
Yah, hipotermia merupakan kondisi yang terjadi saat suhu tubuh menurun drastis hingga mengancam nyawa.
Sebaliknya, suhu tubuh yang terlalu tinggi juga bisa membahayakan nyawa, di mana kondisi ini dikenal dengan istilah hipertemia.
Hipertermia terjadi ketika sistem pengaturan panas tubuh tidak bisa beradaptasi dengan panas di lingkungan.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertemia ketika suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius.
Baca juga: Sering Terlihat Sama, Begini Beda Demam Biasa dan Alergi
Orang yang bekerja di lingkungan yang sangat panas atau terpapar panas tinggi besar risikonya mengalami hipertermia.
Kondisi kesehatan tertentu juga dapat memicu hipertermia, seperti obat jantung dan tekanan darah tertentu yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menurunkan suhu melalui keringat.
Orang yang melakukan diet rendah sodium untuk membantu mengelola tekanan darah tinggi juga rentan terserang hipertermia.
Demam biasanya terjadi karena adanya infeksi virus atau bakteri. Saat bakteri atau virus tersebut mencoba masuk ke tubuh, bagian otak yang mengatur suhu tubuh atau hipotalamus akan meningkatkan panas agar virus dan bakteri tersebut mati.
Kondisi inilah yang bisa memicu demam. Ketika infeksi menghilang, hipotalamus akan mengatur ulang suhu tubuh agar kembali normal.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.