KOMPAS.com - Garam telah menjadi bagian yang sangat sulit dipisahkan dari kehidupan banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika selama ini banyak ditemukan kasus hipertensi atau tekanan darah tinggi di sejumlah daerah.
Kondisi itu salah satunya dipengaruhi oleh konsumsi garam berlebih.
Baca juga: 11 Tanaman Herbal untuk Menurunkan Darah Tinggi
Ketika mangasup garam terlalu banyak, seseorang dapat meningkatkan jumlah natrium dalam sel.
Kelebihan natrium juga dapat mengganggu keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Ketika cairan masuk ke dalam sel, maka kondisi ini dapat mengecilkan diameter pembuluh darah arteri.
Alhasil, jantung perlu memompa darah lebih kuat. Ketika hal itu terjadi, maka dapat meningkatnya tekanan darah.
Sayangnya, saat tekanan darah naik, seseorang menjadi lebih berisiko terkena serangan jantung dan stroke.
Selain itu, darah tinggi bisa menyebabkan penyakit ginjal kronis, sehingga patut diwaspadai.
Di sisi lain, kekurangan natrium juga dapat membahayakan tubuh.
Terlalu sedikit asupan garam di dalam tubuh bisa memicu munculnya penyakit tertentu.
Pasalnya, tubuh manusia pada dasarnya tetap memerlukan asupan natrium dari garam.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Natrium Tinggi
Mengurangi asupan garam secara frontal bisa membuat kandungan natrium dalam sel rendah.
Dengan begitu, fungsi natrium dalam menahan cairan pada sel bisa terganggu.
Ketika nilai osmotik cairan ekstraseluler turun, dapat mengakibatkan tergganggunya pengaturan suhu tubuh, kejang otot, kelelahan, kelesuan, mual, muntah, pusing, hingga lemah.