KOMPAS.com – Kegemukan atau obesitas adalah masalah kesehatan yang patut diantisipasi dan diwaspadai.
Kegemukan termasuk penyakit kronis multisebab yang ditandai dengan adanya akumulasi jaringan lemak tubuh yang berlebihan.
Kondisi ini merupakan akibat ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran energi.
Baca juga: 8 Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga
Penyebab obesitas meliputi faktor:
Ahli gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, SGz, menjelaskan ada beberapa cara yang digunakan untuk menilai kegemukan pada seseorang.
Berikut ini pilihannya:
1. Penampakan bentuk tubuh secara umum
2. Menggunakan rumus Broca
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan
3. Penentuan indeks massa tubuh (IMT)
IMT = berat badan dalam kg/(tinggi badan dalam meter)²
Klasifikasi IMT menurut Permenkes RI No. 41 tahun 2014 tentang Peroman Gizi Seimbang, yakni:
Rista menyampaikan, penanganan terhadap obesitas pada prinsipnya selalu ditujukan pada penyebabnya.
Namun secara garis besar, menuru dia, penyebab obesitas adalah ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.
Tahap penanganannya dapat dilakukan dalam tiga tahap utama, yaitu terapi diet dan olahraga, terapi obat-obatan, dan operasi.
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan
Dalam pelaksanaan tahap terapi diet, Rista menyebut, yang dianjurkan adalah diet rendah kalori yang mengandung gizi lengkap dan seimbang.
Maksudnya, diet dengan kandungan kalori rendah, tapi tetap mengandung gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Jadi, diet tanpa mengkonsumsi karbohidrat atau lemak, menurut dia, bukan merupakan diet yang tepat untuk penurunan berat badan.
Demikian juga diet yang mengkonsumsi sayuran saja, tanpa bahan makanan lainnya.
Rista membeberkan, sedikitnya ada tiga jenis terapi diet yang sering diberikan pada penderita obesitas, yakni:
"Dari ketiga jenis diet tersebut yang paling dianjurkan untuk dilakukan dalam rangka menurunkan berat badan atau mengatasi obesitas adalah diet rendah kalori," pendapat Rista saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).
Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi
Namun, diet ini tetap harus dirancang secara individual. Artinya, antara satu orang dengan orang lainnya tidak pasti sama aturan mainnya.
Diharapkan dengan memberikan defisit diet sebanyak 500 kalori dalam diet rendah kalori ini, akan terjadi penurunan berat badan sebanyak 2—4 kg dalam sebulan.
Maka dari itu, rancanglah program penurunan berat badan dengan diet yang tepat dan konsultasikan dahulu dengan dokter atau ahli gizi.
Dia menjelaskan, secara umum, dalam pemberian jenis diet tersebut, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, seperti:
Baca juga: 5 Makanan Penyebab Diabetes yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.