Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2020, 18:06 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit jantung koroner adalah kondisi saat pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung rusak atau tersumbat.

Penyakit jantung koroner dapat terjadi karena endapan kolesterol (plak) menumpuk dan memicu peradangan di pembuluh darah arteri koroner.

Seperti diketahui, pembuluh darah arteri koroner bertugas memasok darah, oksigen, dan nutrisi ke jantung.

Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Saat aliran darah terhambat, penderita bisa merasakan gejala penyakit jantung. Sedangkan penyumbatan total menyebabkan serangan jantung.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala jantung koroner.

Penyebab jantung koroner

Melansir Mayo Clinic, penyakit jantung koroner dapat berkembang selama beberapa tahun tanpa disadari penderitanya.

Penyakit jantung koroner umumnya berawal dari kerusakan pada lapisan dalam pembuluh darah arteri koroner.

Kerusakan ini bisa dipicu berbagai faktor penyebab jantung koroner, antara lain:

  • Kebiasaan merokok
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Kolesterol tinggi
  • Kadar gula darah tinggi atau diabetes
  • Malas bergerak dan tidak pernah olahraga

Baca juga: Jenis dan Ciri-ciri Penyakit Jantung

Setelah dinding bagian dalam arteri rusak, timbunan lemak (plak) dari kolesterol bisa menumpuk di pembuluh darah yang rusak.

Proses ini dikenal dengan aterosklerosis. Jika permukaan plak pecah, sel darah secara alami akan menggumpal di area tersebut untuk memperbaiki arteri.

Sayangnya, gumpalan darah ini dapat menyumbat arteri dan menyebabkan serangan jantung.

Selain penyebab jantung koroner di atas, risiko seseorang mengidap penyakit ini juga bisa meningkat karena:

  • Pertambahan usia
  • Berasal dari keluarga penderita penyakit jantung koroner
  • Obesitas
  • Stres tinggi
  • Terbiasa dengan pola makan tinggi lemak jenuh dan trans, garam, dan gula

Peluang seseorang menderita jantung koroner menjadi lebih besar apabila punya beberapa faktor risiko sekaligus.

Misalkan, punya riwayat diabetes, kolesterol tinggi, dan darah tinggi sekaligus.

Baca juga: Sakit Dada Tak Selalu Tanda Penyakit Jantung, Berikut Ciri-cirinya

Di beberapa kasus, penyebab jantung koroner juga bisa dipicu kondisi medis tertentu, antara lain:

  • Gangguan tidur apnea
  • Protein C-reaktif sensitif (hs-CRP) tinggi
  • Kadar trigliserida tinggi
  • Kadar homosistein tinggi
  • Preeklamsia
  • Kebiasaan minum alkohol berlebihan
  • Penyakit autoimun

Perubahan gaya hidup jadi lebih sehat bisa menurunkan risiko jantung koroner.

Baca juga: 7 Perbedaan Gejala Penyakit Jantung pada Wanita dan Pria

Gejala jantung koroner

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Dilansir dari Cleveland Clinic, gejala jantung koroner yang paling umum adalah angina.

Angina adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman. Penderita bisa merasakan dadanya berat, sesak, tertekan, nyeri, seperti terbakar, sampai mati rasa.

Gejala jantung koroner ini kerap disalahartikan sebagai nyeri dada pada gangguan pencernaan (heartburn).

Angina biasanya terasa di dada. Tapi, penderita juga bisa merasakannya di bahu kiri, lengan, leher, punggung, atau rahang.

Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh?

Selain nyeri dada, gejala jantung koroner lainnya yakni:

  • Sesak napas
  • Detak jantung tidak teratur
  • Jantung berdebar
  • Pusing
  • Mual
  • Lemah
  • Berkeringat

Ketika muncul gejala jantung koroner di atas, jangan tunda untuk segera mencari pertolongan medis.

Gejala jantung koroner tersebut tidak semuanya dirasakan wanita. Beberapa ciri-ciri jantung koroner pada wanita antara lain:

  • Nyeri atau rasa tak nyaman terasa di dada, lengan kiri, atau punggung
  • Detak jantung sangat cepat
  • Sesak napas
  • Mual atau kelelahan

Jika muncul ciri-ciri jantung koroner di atas, segera dapatkan pertolongan medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com