Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dyspnea (Sesak Napas): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 15/12/2020, 10:06 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Jika dyspnea parah dan berlanjut selama beberapa waktu, ada risiko gangguan kognitif sementara atau permanen.

Ini juga bisa menjadi tanda munculnya atau memburuknya masalah medis lainnya.

Cara mengobati dyspnea

Perawatan dyspnea akan tergantung pada penyebab masalahnya.

Seseorang yang sesak napas karena kelelahan mungkin akan mendapatkan napasnya kembali setelah berhenti dan rileks.

Dalam kasus yang lebih parah, oksigen tambahan akan dibutuhkan.

Mereka yang menderita asma atau PPOK mungkin memiliki bronkodilator penyelamat inhalasi untuk digunakan bila diperlukan.

Bagi mereka dengan kondisi kronis, seperti PPOK, penyedia layanan kesehatan akan bekerja dengan penderita untuk membantu bisa bernapas lebih mudah.

Ini akan melibatkan pengembangan rencana pengobatan yang membantu mencegah episode akut dan memperlambat perkembangan penyakit secara keseluruhan.

Jika dyspnea terkait dengan asma, biasanya dyspnea merespons dengan baik terhadap obat-obatan seperti bronkodilator dan steroid.

Baca juga: 9 Gejala Awal Kanker Paru-paru yang Harus Diwaspadai

Jika disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia bakterial, antibiotik dapat meredakan nyeri.

Obat lain, seperti opiat, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat anticemas, juga bisa efektif.

Masalah pernapasan yang berasal dari PPOK dapat membaik dengan teknik pernapasan khusus, seperti latihan pernapasan bibir dan penguatan otot pernapasan.

Orang-orang dapat mempelajari cara melakukannya pada program rehabilitasi paru.

The Dyspnea Lab, sebuah pusat penelitian yang mengkhususkan diri pada sesak napas, melaporkan bahwa orang-orang menganggap program ini bermanfaat, meskipun akar penyebab masalahnya tetap ada.

Jika tes menunjukkan rendahnya kadar oksigen dalam darah, oksigen tambahan dapat diberikan. Namun, tidak semua orang yang mengalami sesak napas memiliki kadar oksigen dalam darah yang rendah.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Cara mencegah dyspnea

Setiap orang maupun penderita dyspnea dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan dan memberikan lebih banyak ruang untuk bernapas.

Ini termasuk:

  • Berhenti merokok
  • Menghindari perokok pasif jika memungkinkan
  • Menghindari pemicu lingkungan lainnya seperti asap kimia dan asap kayu
  • Menurunkan berat badan, karena hal ini dapat mengurangi stres pada jantung dan paru-paru serta memudahkan untuk berolahraga, yang keduanya dapat memperkuat sistem kardiovaskular dan pernapasan
  • Luangkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian yang lebih tinggi, lakukan aktivitas secara bertahap, dan kurangi tingkat olahraga pada ketinggian di atas 5.000 kaki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau