Hingga 70 persen individu dengan IBS melaporkan bahwa makanan tertentu dapat memicu gejala sindrom iritasi usus.
Oleh sebab itu, 2/3 orang dengan IBS dilaporkan secara aktif menghindari makanan tertentu.
Terkadang orang-orang ini mengecualikan banyak makanan dari makanannya.
Mengapa makanan ini memicu gejala tidak jelas.
Intoleransi makanan ini bukanlah alergi, dan makanan pemicu tidak menyebabkan perbedaan pencernaan yang terukur.
Baca juga: 10 Gejala Keracunan Makanan yang Perlu Diwaspadai
Sementara, makanan pemicu berbeda untuk setiap orang, beberapa yang umum termasuk makanan penghasil gas, seperti FODMAP, serta laktosa dan gluten.
8. Kelelahan dan kesulitan tidur
Lebih dari setengah orang dengan IBS melaporkan kelelahan.
Dalam sebuah penelitian, 160 orang dewasa yang didiagnosis dengan IBS menggambarkan stamina rendah yang membatasi aktivitas fisik dalam pekerjaan, waktu luang, dan interaksi sosial.
Studi lain terhadap 85 orang dewasa menemukan bahwa intensitas gejala mereka memprediksi tingkat keparahan kelelahan.
IBS juga terkait dengan insomnia yang meliputi sulit tidur, sering bangun dan merasa tidak nyaman di pagi hari.
Dalam sebuah penelitian terhadap 112 orang dewasa dengan IBS, 13 persen responden melaporkan kualitas tidur yang buruk.
Baca juga: 15 Cara Mengatasi Insomnia yang Baik Dilakukan
Studi lain terhadap 50 pria dan wanita menemukan bahwa mereka yang menderita IBS tidur sekitar satu jam lebih lama, namun merasa kurang segar di pagi hari dibandingkan mereka yang tidak memiliki IBS.
Menariknya, kurang tidur memprediksi gejala gastrointestinal (kelainan pada jalan makanan atau pencernaan) yang lebih parah keesokan harinya.
9. Kecemasan dan depresi
Sindrom iritasi usus juga terkait dengan kecemasan dan depresi.
Tidak jelas apakah gejala IBS merupakan ekspresi dari stres mental atau apakah stres akibat IBS membuat orang lebih rentan terhadap kesulitan psikologis.
Mana pun yang lebih dulu, kecemasan dan gejala IBS pencernaan memperkuat satu sama lain dalam lingkaran setan.
Dalam sebuah penelitian besar terhadap 94.000 pria dan wanita, orang dengan IBS lebih dari 50 persen mungkin mengalami gangguan kecemasan dan lebih dari 70 persen lebih mungkin mengalami gangguan mood, seperti depresi.
Studi lain membandingkan kadar hormon stres kortisol pada pasien dengan dan tanpa IBS.
Baca juga: 10 Gejala Anemia Defisiensi Besi yang Perlu Diketahui
Mereka diberi tugas berbicara di depan umum. Diketahui, bahwa mereka dengan IBS mengalami perubahan kortisol yang lebih besar, menunjukkan tingkat stres yang lebih besar.
Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa terapi pengurangan kecemasan mengurangi stres dan gejala IBS.
Melansir Mayo Clinic, Anda disarankan untuk segera menemui dokter jika merasa memiliki gejala sindrom iritasi usus yang mengganggu kualitas hidup Anda.
Misalnya, Anda mengalami perubahan terus-menerus dalam kebiasaan BAB atau tanda atau gejala IBS lainnya.
Dokter dapat membantu mendiagnosis dan menyingkirkan IBS maupun penyakit lain yang mirip dengannya, termasuk kondisi yang lebih serius, seperti kanker usus besar.
Tanda dan gejala lebih serius yang perlu diwaspadai meliputi:
Sindrom iritasi usus didiagnosis dengan nyeri perut berulang setidaknya selama 6 bulan, dikombinasikan dengan nyeri mingguan selama 3 bulan serta beberapa kombinasi nyeri yang hilang dengan BAB dan perubahan frekuensi atau bentuk BAB.
Baca juga: 7 Bahaya Menahan BAB yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.