Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2021, 10:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Ini mungkin termasuk:

1. Pengaruh hormon epinefrin

Dalam situasi stres, kelenjar adrenal tubuh dapat melepaskan hormon yang disebut epinefrin, yang berperan dalam apa yang disebut respons “melawan atau tinggalkan”.

Hal itu menyebabkan tubuh mengalihkan aliran darah dari usus ke organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan otak.

Akibatnya, pergerakan usus melambat, dan bisa terjadi sembelit.

Baca juga: Cara Alami Mengatasi Sembelit dengan Pepaya

2. Pengaruh hormon kortikotropin

Menanggapi stres, tubuh bisa melepaskan lebih banyak faktor pelepas kortikotropin (CRF) di usus.

Hormon ini bekerja langsung di usus, yang dapat melambat dan menyebabkan peradangan.

Usus memiliki berbagai jenis reseptor CRF, beberapa di antaranya mempercepat proses di usus, sementara yang lain memperlambatnya.

3. Sebabkan peningkatan permeabilitas usus

Stres dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas usus.

Permeabilitas ini memungkinkan senyawa inflamasi masuk ke usus, yang dapat menyebabkan rasa kenyang di perut.

Kondisi itu merupakan keluhan umum di antara orang yang berjuang melawan sembelit.

4. Stres dapat memengaruhi bakteri sehat normal di usus

Penelitian belum mengonfirmasi teori ini, tetapi banyak orang percaya bahwa stres dapat mengurangi jumlah bakteri usus yang sehat di dalam tubuh, sehingga memperlambat pencernaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com