Studi menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri yang berlebihan disebabkan oleh gangguan pencernaan dan penyerapan karbohidrat.
Memiliki terlalu banyak karbohidrat yang tidak tercerna dalam sistem pencernaan Anda membuat Anda mengeluarkan gas dan kembung. Ini juga cenderung membuat Anda lebih sering bersendawa.
Mendukung gagasan ini, beberapa penelitian kecil menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat memperbaiki gejala refluks.
Selain itu, pengobatan antibiotik dapat secara signifikan mengurangi refluks asam, mungkin dengan mengurangi jumlah bakteri penghasil gas.
Minum alkohol dapat meningkatkan keparahan refluks asam dan heartburn.
Kondisi ini bisa memperburuk gejala dengan meningkatkan asam lambung, mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, dan merusak kemampuan esofagus untuk membersihkan diri dari asam.
Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan alkohol dalam jumlah sedang bahkan dapat menyebabkan gejala refluks pada orang sehat.
Baca juga: 10 Makanan Penyebab Diare yang Perlu Diwaspadai
Studi menunjukkan bahwa kopi untuk sementara dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, dan meningkatkan risiko refluks asam lambung.
Beberapa bukti menunjukkan kafein sebagai kemungkinan penyebabnya. Mirip dengan kopi, kafein bisa melemahkan sfingter esofagus bagian bawah.
Selain itu, minum kopi tanpa kafein telah terbukti mengurangi refluks dibandingkan dengan kopi biasa.
Namun, sebuah studi yang memberi peserta kafein dalam air tidak dapat mendeteksi efek kafein pada refluks, meskipun kopi itu sendiri memperburuk gejalanya.
Temuan ini menunjukkan bahwa senyawa selain kafein mungkin berperan dalam efek kopi pada refluks asam lambung. Pengolahan dan penyajian kopi mungkin juga terlibat.
Jika asupan kopi membuat Anda mengalami hearburn, maka lebih baik hindari saja atau batasi asupan Anda.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Sebabkan Asam Urat?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat mengurangi keasaman di kerongkongan.
Permen karet yang mengandung bikarbonat tampaknya sangat efektif untuk khasiat tersebut.
Temuan ini menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dan peningkatan produksi air liur yang terkait dapat membantu membersihkan esofagus dari asam.
Namun, itu mungkin tidak mengurangi refluks itu sendiri.
Sebuah studi pada orang dengan refluks asam menunjukkan bahwa makan makanan yang mengandung bawang merah atau bawang bombai mentah secara signifikan dapat meningkatkan heartburn, refluks asam, dan bersendawa dibandingkan dengan makanan serupa yang tidak mengandung bawang.
Lebih sering bersendawa mungkin menunjukkan bahwa lebih banyak gas diproduksi karena tingginya jumlah serat yang dapat difermentasi dalam bawang merah.
Bawang mentah juga dapat mengiritasi lapisan esofagus, menyebabkan heartburn yang semakin parah.
Baca juga: 11 Manfaat Bawang Bombai untuk Kesehatan
Apapun alasannya, jika Anda merasa makan bawang mentah membuat gejala asam lambung naik Anda semakin parah, Anda harus menghindarinya.
Penderita GERD terkadang disarankan untuk membatasi asupan minuman berkarbonasi.
Sebuah studi observasi menemukan bahwa minuman ringan berkarbonasi dikaitkan dengan peningkatan gejala refluks asam lambung.
Selain itu, penelitian terkontrol menunjukkan bahwa minum air berkarbonasi atau cola untuk sementara melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, dibandingkan dengan minum air biasa.
Alasan utamanya adalah gas karbon dioksida dalam minuman berkarbonasi, yang menyebabkan orang lebih sering bersendawa, suatu efek yang dapat meningkatkan jumlah asam yang keluar ke kerongkongan.
Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan
Dalam sebuah penelitian terhadap 400 pasien GERD, 72 persen melaporkan bahwa jus jeruk atau grapefruit memperburuk gejala refluks asam lambung mereka.
Keasaman buah jeruk tampaknya bukan satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap efek ini. Jus jeruk dengan pH netral juga tampaknya memperburuk gejala.
Karena jus jeruk tidak melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, kemungkinan beberapa konstituennya mengiritasi lapisan esofagus.
Meskipun jus jeruk mungkin tidak menyebabkan refluks asam lambung, minuman ini dapat memperparah heartburn Anda untuk sementara.
Pasien GERD terkadang disarankan untuk menghindari atau membatasi konsumsi cokelat. Namun, bukti untuk rekomendasi ini lemah.
Sebuah penelitian kecil dan tidak terkontrol menunjukkan bahwa mengonsumsi 4 ons (120 ml) sirup cokelat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah.
Studi terkontrol lainnya menemukan bahwa minum minuman cokelat meningkatkan jumlah asam di kerongkongan, dibandingkan dengan plasebo.