Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir yang Bisa Terjadi

Kompas.com - 10/03/2021, 12:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan anak laki-laki terlahir dengan penis yang terlihat normal dan berfungsi dengan baik.

Tetapi, beberapa anak laki-laki mungkin terlahir dengan kondisi umum yang disebut hipospadia.

Hipospadia membentuk penis yang tidak hanya tidak berfungsi dengan baik tetapi juga tidak terlihat normal.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan, Ibu Hamil Perlu Tahu

Melansir Urology Health, hipospadia adalah kondisi di mana meatus urine (lubang kencing) tidak berada di ujung penis.

Sebaliknya, lubang bisa berada di sembarang tempat di sepanjang bagian bawah penis.

Meatus paling sering ditemukan di dekat ujung penis (posisi distal).

Tetapi, lubang juga dapat ditemukan dari tengah batang penis ke pangkal penis, atau bahkan di dalam skrotum (posisi proksimal).

Lebih dari 80 persen anak laki-laki dengan masalah kesehatan ini dilaporkan mengalami hipospadia distal.

Dalam 15 persen kasus tersebut, penis juga sedikit melengkung ke bawah, suatu kondisi yang disebut chordee.

Hipospadia adalah kondisi cacat lahir yang umum ditemukan pada 1 dari setiap 200 anak laki-laki.

Jika hipospadia tidak ditangani lebih awal, anak laki-laki mungkin harus duduk saat buang air kecil.

Baca juga: Benarkah Pria Gemuk Cenderung Punya Penis Kecil?

Sementara, jika masih memilikinya saat dewasa, mereka mungkin akan mengalami gangguan ejakulasi.

Akibatnya, penderita akan sulit memiliki anak.

Penyebab hipospadia

Peran utama penis adalah membawa urine dan sperma keluar dari tubuh.

Uretra adalah saluran yang membawa urine dan sperma melalui penis ke luar.

Sedangkan lubang tempat keluarnya urine dan sperma disebut meatus.

Kedua tugas tersebut lebih mudah ketika meatus berada di ujung kepala penis atau glans penis.

Melansir WebMD, seperti banyak kelainan lahir lainnya, dokter tidak yakin mengapa beberapa anak laki-laki terkena hipospadia.

Baca juga: 31 Penyakit Langka yang Telah Didiagnosis dan Ditangani di Indonesia

Dokter mungkin berpikir beberapa alasannya bisa jadi adalah:

  1. Genetika, di mana lebih mungkin jika anak laki-laki tersebut mengalami hipospadia jika memiliki ayah atau saudara laki-laki yang menderitanya juga. Hipospadia juga terkait dengan beberapa sindrom genetik
  2. Perawatan kesuburan. Sang ibu mungkin telah menggunakan terapi hormon atau obat untuk membantunya hamil
  3. Usia dan berat ibu. Kemungkinan bayi akan lahir dengan hipospadia lebih besar jika ibunya kelebihan berat badan, berusia di atas 35 tahun, dan menderita diabetes sebelum hamil
  4. Paparan rokok atau pestisida
  5. Kelahiran premature

Melansir Mayo Clinic, sebagian besar bayi dengan hipospadia dapat didiagnosis segera setelah lahir saat masih di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.

Namun, sedikit perpindahan lokasi meatus mungkin tidak kentara dan lebih sulit diidentifikasi.

Bicaralah dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang penampilan penis anak Anda atau jika ada masalah dengan buang air kecilnya.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Langka? Orang Tua Perlu Tahu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com