KOMPAS.com - Anoreksia nervosa adalah gangguan makan serius, di mana penderita mengadopsi metode yang tidak sehat dan ekstrem untuk menurunkan berat badan atau menghindari penambahan berat badan.
Terdapat dua tipe anoreksia nervosa yang dapat terjadi, yakni tipe restriktif dan tipe binge eating/purging.
Penderita anoreksia restriktif mengontrol berat badan mereka dengan cara membatasi asupan makanan secara ketat.
Baca juga: 10 Gejala Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
Sementara, penderita anoreksia tipe binge eating/purging mengeluarkan apa yang telah mereka makan dengan cara muntah yang disengaja atau penggunaan obat-obatan seperti obat pencahar dan obat diuretik.
Anoreksia nervosa tentu termasuk kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.
Melansir Medical News Today, komplikasi anoreksia nervosa dapat memengaruhi setiap sistem tubuh dan bisa parah.
Berbagai masalah kesehatan ini di antaranya bisa memengaruhi:
Beberapa dari masalah ini bisa mengancam nyawa.
Selain efek fisik dari nutrisi yang buruk, penderita anoreksia nervosa mungkin juga memiliki risiko melakukan bunuh diri yang tinggi.
Untuk alasan ini, diagnosis dan pengobatan dini anoreksia nervosa sangat penting.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Untuk diagnosis anoreksia nervosa, dokter mungkin mulanya akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tekanan darah dan detak jantung penderita.
Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan psikologis atau merujuk pasien ke ahli kesehatan mental yang akan menanyakan tentang kebiasaan makan dan perasaan mereka.
Dokter atau ahli kesehatan mental di antaranya akan mencari kriteria yang menunjukkan bahwa:
Dokter juga dapat memesan tes laboratorium tertentu.
Tes darah mungkin dipesan untuk memeriksa kadar elektrolit dan fungsi hati dan ginjal pasien.