Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/03/2021, 12:04 WIB

KOMPAS.com – Pankreatitis adalah peradangan yang terjadi pada pankreas.

Pankreas adalah kelenjar berbentuk lonjong yang terletak di bagian atas perut, tepatnya di belakang organ lambung.

Pankreas menghasilkan enzim yang membantu pencernaan dan hormon yang membantu mengatur cara tubuh memproses gula (glukosa).

Baca juga: Memahami Hubungan Gula Darah dan Insulin

Kasus pankreatitis ringan mungkin dapat hilang tanpa pengobatan.

Namun, kasus pankreatitis parah bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Merangkum Mayo Clinic, pankreatitis adalah kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

Komplikasi pankreatitis di antaranya bisa berupa:

  • Pseudokista

Pankreatitis akut dapat menyebabkan cairan dan kotoran berkumpul di kantong seperti kista di pankreas.

Pseudokista besar yang pecah dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan internal dan infeksi.

  • Infeksi

Pankreatitis akut dapat membuat pankreas rentan terhadap bakteri dan infeksi.

Infeksi pankreas bersifat serius dan membutuhkan perawatan intensif, seperti pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi.

Baca juga: 5 Penyebab Gagal Ginjal Akut yang Perlu Diwaspadai

  • Gagal ginjal

Pankreatitis akut dapat menyebabkan gagal ginjal, yang dapat diobati dengan dialisis jika gagal ginjal parah dan terus-menerus.

  • Masalah pernapasan

Pankreatitis akut dapat menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh yang memengaruhi fungsi paru-paru.

Kondisi ini dapat menyebabkan tingkat oksigen dalam darah turun ke tingkat yang sangat rendah.

  • Diabetes

Kerusakan sel penghasil insulin di pankreas akibat pankreatitis kronis dapat menyebabkan diabetes, penyakit yang memengaruhi cara tubuh menggunakan gula darah.

Baca juga: 4 Penyebab Kematian pada Penderita Diabetes yang Perlu Diwaspadai

  • Malnutrisi

Pankreatitis akut dan pankreatitis kronis dapat menyebabkan pankreas menghasilkan lebih sedikit enzim yang dibutuhkan untuk memecah dan memproses nutrisi dari makanan yang dimakan.

Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi, diare, dan penurunan berat badan, meskipun penderita mungkin mengonsumsi makanan yang sama atau jumlah makanan yang sama.

Peradangan yang berlangsung lama di pankreas yang disebabkan oleh pankreatitis kronis merupakan faktor risiko pengembangan kanker pankreas.

Oleh sebab itu, penting kiranya bagi siapa saja untuk dapat mengetahui beragam kondisi yang bisa menjadi penyebab pankreatitis, sebagai langkah antisipasi dini agar tidak terkena masalah kesehatan lebih lanjut.

Penyebab pankreatitis

Pankreatitis dapat terjadi pada seseorang sebagai pankreatitis akut maupun pankreatitis kronik.

Pankreatitis akut adalah pankreatitis yang sering kali muncul secara tiba-tiba atau mendadak.

Baca juga: Gejala Pankreatitis (Radang Pankreas) yang Perlu Diwaspadai

Jenis radang pankreas ini biasanya hilang dalam beberapa hari setelah perawatan dimulai, tetapi beberapa kasus mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Pankreatitis akut dilaporkan lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.

Sedangkan pankreatitis kronis adalah peradangan pankreas yang terus muncul secara konsisten atau terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Melansir Health Line, pankreatitis akut dan pankreatitis kronis cenderung memiliki banyak penebab yang sama.

Ini termasuk:

  1. Batu empedu yang menjadi penyebab paling umum dari pankreatitis akut
  2. Minum banyak alkohol
  3. Efek samping beberapa obat, seperti sulfonamide, tiazid, azathioprine, termasuk obat-obatan yang mengandun estrogen, kortikosteroid, dan antibiotik
  4. Operasi perut yang mengakibatkan kerusakan pankreas atau kantung empedu
  5. Infeksi
  6. Fibrosis kistik, yakni penyakit keturunan yang menyebabkan lendir terbentuk di paru-paru
  7. Cedera perut yang mengakibatkan kerusakan pankreas atau kantung empedu
  8. Kadar kalsium tinggi dalam darah (hiperkalsemia) yang mungkin disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif (hiperparatiroidisme)
  9. Kadar trigliserida tinggi (sejenis lemak) dalam darah juga dapat menyebabkan pankreatitis kronis
  10. Obesitas
  11. Kanker pankreas
  12. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP), prosedur yang dipakai untuk mengobati batu empedu juga dapat menyebabkan pankreatitis

Baca juga: Batu Empedu Sakitnya di Mana?

Tergantung pada penyebabnya, seseorang mungkin tidak dapat mencegah pankreatitis.

Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurungi risiko terkena penyakit ini.

Ini termasuk:

  • Batasi minuman alkohol
  • Berhenti merokok
  • Pertahankan berat badan yang sehat
  • Makan makanan yang seimbang

Makan makanan berserat tinggi dan menghindari gula dapat membantu seseorang mencegah batu empedu, yang merupakan penyebab utama pankreatitis akut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+