Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 03/04/2021, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Memiliki kehamilan yang sehat tentu menjadi harapan bagi setiap ibu hamil.

Namun, beberapa wanita yang sedang hamil mungkin akan mengalami komplikasi yang dapat melibatkan kesehatan dirinya sendiri, kesehatan bayinya, atau keduanya.

Terkadang, penyakit atau kondisi yang dialami ibu sebelum hamil dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Beberapa komplikasi ini terjadi selama persalinan.

Melansir Women’s Health, jika sudah memiliki kondisi atau penyakit kronis, seorang wanita disarankan bisa berbicara dengan dokter tentang cara meminimalkan komplikasi sebelum memutuskan untuk hamil.

Apabila Anda sudah hamil, dokter Anda mungkin perlu memantau kehamilan Anda. Dokter mungkin perlu mengubah cara penanganan masalah kesehatan Anda.

Beberapa obat yang dipakai untuk mengatasi masalah kesehatan bisa berbahaya jika dikonsumsi selama kehamilan.

Tapi, pada saat yang sama, menghentikan obat-obatan yang Anda butuhkan bisa lebih berbahaya daripada risiko yang ditimbulkan jika Anda hamil.

Beberapa contoh penyakit dan kondisi umum yang dapat menjadi penyebab komplikasi kehamilan meliputi:

  • Diabetes
  • Kanker
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Infeksi
  • Penyakit menular seksual, termasuk HIV
  • Masalah ginjal
  • Epilepsi atau gangguan kejang lainnya
  • Anemia
  • Obesitas
  • Penyakit tiroid
  • Fibroid rahim (pertumbuhan massa non-kanker di dalam atau di luar rahim)
  • Depresi

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko komplikasi meliputi:

  • Hamil pada usia 35 tahun atau lebih
  • Hamil di usia terlalu muda
  • Mengalami gangguan makan seperti anoreksia
  • Merokok
  • Menggunakan obat-obatan terlarang
  • Minum alkohol
  • Memiliki riwayat keguguran atau kelahiran prematur
  • Hamil bayi kembar

Yakinlah bahwa Anda cenderung akan memiliki bayi yang normal dan sehat ketika masalah kesehatan Anda terkendali dan Anda mendapatkan perawatan prenatal yang baik.

Bahkan dengan komplikasi, deteksi dini dan perawatan prenatal dapat mengurangi risiko lebih lanjut pada kehesehatan Anda dan bayi Anda.

Baca juga: Bahaya Rumput Fatimah untuk Persalinan, Ibu Hamil Perlu Tahu

Komplikasi kehamilan

Gejala normal kehamilan dan gejala komplikasi kehamilan terkadang sulit untuk dibedakan.

Meskipun banyak masalah kehamilan termasuk ringan dan tidak berkembang, Anda lebih baik selalu menghubungi dokter jika memiliki kekhawatiran selama kehamilan.

Melansir Health Line, dengan pengobatan tepat, sebagian besar komplikasi kehamilan dapat ditangani.

Berikut ini adalah beberapa komplikasi kehamilan yang paling umum terjadi untuk dapat diwaspadai ibu hamil:

1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi terjadi ketika arteri yang membawa darah dari jantung ke organ dan plasenta menyempit.

Tekanan darah tinggi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari banyak komplikasi lain, seperti preeklamsia.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Preeklamsia menempatkan ibu hamil pada risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi jauh sebelum hari perkiraan lahir (HPL) atau mengalami persalinan prematur.

Preeklamsia juga dapat meningkatkan risiko Anda memiliki bayi dengan berat badan rendah.

Jadi, penting untuk mengontrol tekanan darah Anda dengan obat-obatan selama kehamilan.

2. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh ibu hamil tidak dapat memproses gula secara efektif.

Hal ini dapat menyebabkan kadar gula dalam aliran darah lebih tinggi dari normal.

Beberapa wanita perlu mengubah pola makan mereka untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

Beberaia ibu hamil lainnya mungkin perlu menggunakan insulin untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap terkendali.

Diabetes gestasional biasanya sembuh setelah kehamilan. Tapi, penyakit ini bisa juga berlanjut menjadi penyakit diabetes tipe 2.

Baca juga: 9 Penyebab Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai

3. Preeklamsia

Preeklamsia toksemia terjadi setelah 20 minggu pertama kehamilan.

Kondisi ini menyebabkan tekanan darah tinggi dan kemungkinan masalah dengan ginjal ibu hamil.

Perawatan yang direkomendasikan untuk preeklamsia adalah janin segera dilahirkan untuk mencegah penyakit berkembang. Dokter akan membahas risiko dan manfaat terkait waktu persalinan ini.

Dokter Anda mungkin akan menginduksi persalinan (merangsang kontraksi) jika Anda hamil 37 hingga 40 minggu.

Jika Anda terlalu dini untuk melahirkan bayi, dokter perlu memantau perkembangan kesehatan Anda dan bayi Anda dengan cermat.

Dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu menurunkan tekanan darah dan membantu bayi tumbuh sempurna jika Anda belum cukup bulan. Ibu hamil mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk pemantauan dan perawatan.

Baca juga: 4 Gejala Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai

4. Persalinan prematur

Persalinan prematur terjadi saat Anda melahirkan sebelum minggu ke 37 kehamilan.

Ini terjadi sebelum organ bayi Anda, seperti paru-paru dan otak, selesai berkembang.

Obat-obatan tertentu dapat menghentikan persalinan dini.

Dokter biasanya menganjurkan bed rest juga untuk ibu hamil agar bayi tidak lahir terlalu dini.

5. Keguguran

Keguguran adalah berhentinya kehamilan pada 20 minggu pertama.

Menurut American Pregnancy Association (APA), hingga 20 persen kehamilan di antara wanita sehat akan berakhir dengan keguguran.

Kadang-kadang, ini terjadi bahkan sebelum seorang wanita menyadari kehamilannya.

Dalam kebanyakan kasus, keguguran tidak dapat dicegah.

Baca juga: 8 Komplikasi Diabetes Gestasional Saat Hamil yang Harus Diwaspadai

Kehilangan kehamilan setelah minggu ke 20 kehamilan disebut lahir mati. Sering kali penyebabnya tidak diketahui.

Beberapa masalah yang ditemukan menyebabkan bayi lahir mati meliputi:

  • Masalah dengan plasenta
  • Masalah kesehatan kronis pada ibu
  • Infeksi

6. Anemia

Anemia berarti ibu hamil memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari normal dalam tubuh.

Jika Anda mengalami anemia, Anda mungkin merasa lebih lelah dan lemah dari biasanya, dan Anda mungkin memiliki kulit pucat.

Anemia memiliki banyak penyebab dan dokter perlu menangani penyebab yang mendasari anemia.

Mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat selama kehamilan dapat membantu karena sebagian besar kasus anemia terjadi karena kekurangan zat besi.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi

7. Infeksi

Berbagai infeksi bakteri, virus, dan parasit dapat mempersulit kehamilan.

Infeksi bisa berbahaya bagi ibu dan bayinya, jadi penting untuk segera mencari pengobatan.

Beberapa contoh termasuk:

  • Infeksi saluran kemih
  • Vaginosis bakteri
  • Sitomegalovirus
  • Grup B Streptococcus
  • Virus hepatitis B yang dapat menyebar ke bayi saat lahir
  • Influensa
  • Toksoplasmosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh parasit yang terdapat pada kotoran kucing, tanah, dan daging mentah
  • Infeksi jamur
  • Virus Zika

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Flu Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Ibu hamil dapat mencegah beberapa infeksi dengan sering mencuci tangan.

Anda juga dapat mencega infeksi dengan vaksinasi, seperti untuk virus hepatitis B dan influenza.

8. Komplikasi persalinan

Komplikasi juga bisa terjadi selama waktu menjelang melahirkan dan persalinan.

Beberapa kondisi ini dapat dialami ibu hamil:

  • Posisi sungsang

Seorang bayi dianggap dalam posisi sungsang jika kepalanya berada di rahim bagian atas, bukan di rahim bagian bawah mendekati jalan lahir.

Dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk tidak melahirkan melalui vagina jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda kesusahan atau terlalu besar untuk melewati jalan lahir dengan aman.

Jika dokter mengetahui bahwa bayi Anda dalam posisi sungsang beberapa minggu sebelum persalinan, mereka mungkin akan mencoba untuk mengubah posisi bayi tersebut.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan, Ibu Hamil Perlu Tahu

Jika bayi masih dalam posisi sungsang saat persalinan akan dimulai, kebanyakan dokter menganjurkan persalinan sesar.

  • Plasenta previa

Placenta previa berarti plasenta menutupi serviks.

Dokter biasanya akan melakukan operasi caesar jika memang demikian.

  • Berat badan lahir rendah

Berat badan lahir rendah biasanya terjadi karena gizi buruk atau penggunaan rokok, alkohol, atau obat-obatan selama kehamilan.

Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah termasuk kondisi yang baik diantisipasi karena memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi merugikan, seperti infeksi saluran pernafasan, kesulitan belajar, infeksi jantung, dan kebutaan.

Bayi mungkin perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan setelah lahir.

Baca juga: 6 Penyebab Nyeri Dada pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kapan harus menghubungi dokter?

Jika Anda sedang hamil, jangan ragu untuk menghubungi dokter jika ada tanda-tanda masalah.

Setidaknya, hubungi dokter segera jika Anda mengalami salah satu dari yang berikut:

  • Pendarahan dari vagina
  • Pembengkakan tiba-tiba pada tangan atau wajah
  • Sakit di perut
  • Demam
  • Sakit kepala parah
  • Pusing
  • Muntah terus menerus
  • Penglihatan kabur

Ibu hamil juga harus menghubungi dokter jika menyaksikan bayi dalam kandungan tiba-tiba bergerak lebih jarang dari biasanya selama trimester ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau