Pasien parkinson yang tidak bisa merespon obat biasanya akan diberikan penanganan berupa stimulasi otak dalam.
Metode ini dilakukan dengan menempatkan elektroda di bagian otak tertentu dan dihubungkan ke neurostimulator (juga dikenal sebagai alat pacu otak) di dada, yang menghasilkan impuls listrik untuk membantu mengendalikan gejala penyakit.
Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Punggung Bawah dan Diare yang Terjadi Bersamaan
Terapi suportif seperti fisioterapi, terapi okupasi dan terapi wicara, ditambah modifikasi gaya hidup seperti olahraga dan perubahan pola makan, juga dapat membantu meringankan gejala kondisi ini.
Fisioterapi dapat membantu pasien Parkinson mempertahankan kemandiriannya dengan memberikan teknik untuk menangani masalah gerakan.
Seorang fisioterapis juga dapat menyesuaikan program latihan dan kebugaran untuk pasien.
Sementara itu, terapi okupasi dilakukan dengan memberikan saran dan metode praktis bagi pasien untuk melakukan aktivitas harian, sembari mengatasi gejala seperti tremor, kecemasan, kelelahan, dan kesulitan dalam berkomunikasi.
Cara yang digunakan terapis okupasi untuk membantu pasien Parkinson antara lain mendemonstrasikan berbagai metode untuk menyelesaikan tugas sehari-hari, seperti mengancingkan kemeja atau merias wajah, merekomendasikan perubahan praktis pada penataan rumah atau furnitur untuk memperhitungkan gejalanya.
Terapi juga bisa dilakukan untuk membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengatasi aktivitas harian yang mungkin menjadi lebih sulit saat penyakit mereka berkembang di masa depan.
Untuk pasien Parkinson tahap awal, terapis wicara akan membantu mereka mempertahankan kemampuan berkomunikasi selama mungkin.
Pada tahap penyakit yang lebih lanjut, terapis dapat menyarankan teknik dan alat untuk membantu memudahkan komunikasi.
Selain itu, terapi wicara juga membantu pasien dengan masalah makan seperti kesulitan mengunyah dan menelan, atau mengeluarkan air liur.
Bentuk terapi ini juga memberikan tip kepada pengasuh dan anggota keluarga pasien tentang cara terbaik untuk berkomunikasi dengan pasien, serta tanda peringatan ketika pasien mungkin mengalami kesulitan makan.
Olahraga juga penting bagi mereka yang menderita penyakit Parkinson.
Sebab, olahraga membantu pasien menjaga keseimbangan, mobilitas, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas harian.
Semakin awal pasien Parkinson memulai rutinitas olahraga teratur, semakin lama mereka dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik dan menunda perkembangan gejala.