KOMPAS.com – Setiap orang mungkin pernah tersakiti oleh tindakan atau perkataan orang lain.
Rasa sakit ini bisa jadi timbul misalnya karena orang tua terus-menerus mengkritik tindakan kita, rekan kerja menyabotase proyek kita, atau pasangan yang berselingkuh.
Sakit hati juga bisa jadi muncul ketika kita pernah mengalami pengalaman traumatis, seperti dilecehkan secara fisik atau emosional oleh seseorang yang dekat dengan kita.
Baca juga: Daging Sapi, Ayam, atau Ikan, Mana yang Paling Rentan Picu Kolesterol Tinggi?
Luka-luka ini pun sangat mungkin dapat membuat kita merasa marah, getir, dan bahkan dendam.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Tetapi jika kita tidak mencoba memaafkan, kita mungkin menjadi orang yang paling merugi.
Nah, momen Idul Fitri bisa menjadi kesempatan yang baik untuk kita memaaftkan kesalahan orang lain.
Lagi pula, memaaftakan bukan hanya akan memberikan kedamaian tapi juga bermanfaat untuk kesehatan jiwa maupun raga.
Memaafkan memang bisa memiliki arti yang berbeda pada masing-masing orang. Namun, secara umum, ini melibatkan keputusan untuk melepaskan kebencian dan pikiran balas dendam.
Tindakan yang menyakiti atau menyinggung kita mungkin akan selalu ada bersama kita, tetapi memaafkan dapat mengurangi cengkeramannya dan membantu membebaskan kita dari kendali orang yang menyakiti kita.
Memaafkan bahkan dapat memupuk perasaan memahami, empati, dan kasih sayang pada orang yang telah menyakiti kita.
Baca juga: Nasi, Ketupat, atau Lontong, Mana yang Lebih Sehat?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.