KOMPAS.com - Selain memicu rasa sakit luar biasa di persendian, kadar asam urat yang tinggi juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal.
Asam urat terbentuk saat purin di tubuh mengalami kerusakan.
Purin adalah bahan kimia yang ditemukan dalam makanan tertentu seperti berikut:
Biasanya, tubuh mengeluarkan asam urat saat buang air kecil.
Baca juga: Mengenal Penyebab dan Metode Pengobatan Fraktur Penis (Penis Patah)
Naiknya kadar asam urat terjadi ketika tubuh Anda membuat terlalu banyak asam urat atau tidak mampu mengeluarkan cukup banyak asam urat.
Hal ini biasanya terjadi karena ginjal tidak bisa mengeluarkannya dengan cepat.
Kadar asam urat berlebih dalam darah Anda dapat menyebabkan pembentukan kristal.
Meskipun ini bisa terbentuk di mana saja di tubuh, mereka cenderung terbentuk sekitar persendian dan di ginjal.
Jika tidak segera diatasi, tingginya kadar asam urat bisa memicu komplikasi berikut:
Nyeri sendi atau encok karena tingginya asam urat bisa terjadi dalam waktu singkat.
Kondisi ini dapat memengaruhi seluruh persendian kita.
Biasanya, rasa nyeri paling sering terjadi di jempol kaki, pergelangan kakit, lutut, dan sikut.
Rasa sakit ini seringkali terjadi secara tiba-tiba di malam hari.
Rasa sakit akan memuncak sekitar 12 hingga 14 jam, dan akan mereda dalam waktu dua minggu.
Tingginya asam urat bisa menyebabkan terbentuknya kristal di ginjal.
Kristal tersebut bisa berbentuk serupa batu kecil yang keluar melalui urin.
Terkadang, kristal yang terbentuk bisa berukuran bisa dan menyumbat saluran kemih Anda.
Baca juga: Progeria, Sindrom yang Membuat Anak-Anak Memiliki Fisik Bak Orang Tua
Tingginya kadar asam urat bisa memicu terbentuknya gumpalan kristal asam urat yang disebut tophi.
Tophi muncul dalam bentuk benjolan keras yang ada di bawah kulit, sekitar persendian, dan di lekukan bagian atas telinga.
Tophi bisa memperburuk nyeri sendi dan merusak persendian atau menekan saraf Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.