Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Gejala Serangan Jantung dan Stroke, Jangan Keliru

Kompas.com - 11/06/2021, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

  • Salah satu sisi wajah terasa turun ke bawah atau melorot
  • Saat mengangkat kedua tangan, salah satu lengan terkulai lemah atau mati rasa
  • Ucapan tidak jelas, seperti cadel atau sengau maupun kesulitan berbicara

Perawatan tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa atau mengurangi risiko komplikasi setelah stroke.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Stroke?

Faktor risiko serangan jantung dan stroke

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena serangan jantung atau stroke.

Berikut ini beberapa faktor risiko serangan jantung dan stroke yang tak bisa dikendalikan:

  • Usia
  • Riwayat keluarga stroke atau serangan jantung
  • Ras atau etnis tertentu
  • Jenis kelamin
  • Kondisi yang membuat darah “lengket”, seperti penyakit anemia sel sabit

Orang yang pernah mengalami stroke, mini-stroke, atau serangan jantung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya lagi di kemudian hari.

Baca juga: 12 Faktor Risiko Penyakit Jantung yang Harus Diwaspadai

Sedangkan berikut ini adalah faktor-faktor risiko serangan jantung dan stroke yang masih mungkin dapat dikendalikan:

  • Merokok
  • Tekanan darah tinggi
  • Kadar kolesterol tinggi dan trigliserida tinggi
  • Kelebihan berat badan dan obesitas
  • Diabetes
  • Pola makan yang buruk
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Minum alkohol terlalu banyak
  • Stres

Sementara itu, seseorang secara khusus dianggap memiliki risiko lebih besar untuk mengalami serangan jantung jika dalam kondisi ini:

  • Sebagai laki-laki
  • Sudah pernah terkena serangan jantung
  • Memiliki diagnosis penyakit jantung, seperti cacat jantung bawaan

Sedangkan orang dengan risiko stroke yang lebih tinggi termasuk mereka yang:

  • Pernah mengalami stroke sebelumnya, termasuk serangan siskemik atau stroke ringan
  • Telah menggunakan atau sedang menggunakan obat-obatan seperti kokain, ekstasi, amfetamin, atau heroin
  • Telah menggunakan pil KB
  • Menderita sleep apnea
  • Memiliki masalah arteri yang dapat memengaruhi otak, seperti penyakit arteri karotis

Baca juga: 9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau