Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas! Terlalu Cinta Bisa Jadi Gangguan Mental, Kenali Gejalanya

Kompas.com - 03/07/2021, 18:02 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Misalnya, terpapar berbagai "norma" hubungan selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan beberapa orang tumbuh dewasa dengan keyakinan bahwa cinta berarti kepemilikan, atau bahwa pasangannya harus melakukan semua yang mereka inginkan untuk membuktikan cinta mereka.

Baca juga: Pahami, Penyebab Kecemasan Menganggu Kondisi Fisik dan Mental

Pola berpikir ini adalah salah satu ciri dari "maskulinitas beracun”.

Orang dengan sifat ini mungkin percaya bahwa laki-laki boleh memperlakukan pasangannya dengan cara yang merusak secara fisik atau emosional.

Mereka yang menunjukkan tanda-tanda maskulinitas beracun mungkin juga mengendalikan, menuntut lebih banyak dari pasangan mereka.

Gejala

Gejala cinta obsesif bervariasi tergantung pada penyebab obsesi.

Misalnya, seseorang dengan gangguan delusi mungkin mengalami perubahan realitas atau menunjukkan perilaku yang tidak biasa.

Sementara itu, orang dengan depresi mungkin memiliki harga diri yang rendah atau mengalami pikiran untuk bunuh diri .

Secara umum, beberapa tanda bahwa cinta itu obsesif meliputi:

  • keasyikan yang intens dengan hubungan yang tidak proporsional
  • langsung jatuh cinta dengan pasangan baru atau bahkan dengan orang asing
  • upaya ekstrem untuk mengendalikan orang lain
  • mengancam orang lain jika mereka mencoba untuk pergi
  • menolak untuk mendengarkan perasaan orang lain atau menerima batasan apa pun yang mereka coba ciptakan
  • menuntut perilaku spesifik yang tidak masuk akal dari orang lain

Baca juga: 4 Manfaat Belanja untuk Kesehatan Mental

Penanganan

Seorang profesional kesehatan mental dapat memutuskan bahwa hubungan seseorang bersifat obsesif berdasarkan gejala yang mereka tunjukkan dan apakah gejala tersebut berdampak negatif pada kehidupan orang tersebut atau tidak.

Tidak ada kriteria diagnostik khusus untuk cinta obsesif.

Karena cinta obsesif sering kali merupakan tanda dari kondisi kesehatan mental lainnya, seorang profesional kesehatan dapat mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan mental seseorang.

Mereka mungkin juga merekomendasikan tes psikologis atau medis untuk menyingkirkan penyebab lain, terutama jika orang tersebut menunjukkan perilaku delusi.

Perawatan untuk gangguan delusi cenderung melibatkan pengobatan serta intervensi psikiatri psikososial, seperti terapi keluarga atau membantu individu mengganti delusi negatif dengan pola berpikir positif.

Baca juga: 5 Manfaat Bermain Puzzle untuk Kesehatan Mental

Bagi kebanyakan orang, terapi adalah kunci dalam mengelola perasaan obsesif dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat.

Seorang terapis sering dapat membantu menguraikan riwayat trauma, mengelola kondisi yang mendasarinya, dan menetapkan norma hubungan yang lebih sehat.

Pada tahap awal pengobatan, terapi individu adalah hal terbaik, terutama jika hubungan itu kasar.

Jika setiap orang dalam hubungan mampu menetapkan batasan yang lebih baik secara individual, konseling pasangan dapat membantu mereka bekerja sama dan melewati cinta obsesif.

Ada juga beberapa strategi manajemen dasar yang dapat dicoba seseorang di rumah.

  • menuliskan semua perasaan terhadap objek cinta obsesif, lalu merobek halaman itu sebagai simbol penghancuran perasaan itu
  • menghapus semua koneksi media sosial ke objek cinta
  • menghapus semua pengingat orang tersebut, termasuk foto dan hadiah
  • memakai karet gelang di pergelangan tangan dan menjentikkan karet gelang saat pikiran obsesif memasuki pikiran
  • menemukan gangguan yang menyehatkan dan menyerap, seperti membaca, melukis, atau memainkan alat musik
  • menghabiskan waktu bersama teman dan berusaha tetap sibuk

Baca juga: 4 Alasan Diet Rendah Karbohidrat Baik untuk Kesehatan Mental

Beberapa orang bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi cinta obsesif.

Namun, tidak ada waktu yang ditentukan.

Ini adalah pengalaman psikologis dan sangat individual yang bergantung pada banyak hal, mulai dari tingkat cinta obsesif hingga kondisi mendasar yang dapat menyebabkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau