Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2021, 19:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Sakit gigi adalah kondisi yang bisa digambarkan sebagai rasa sakit atau nyeri di dalam atau di sekitar gigi.

Mengalami sakit gigi sering kali menjadi pengalaman yang membuat frustrasi dan tidak menyenangkan.

Selain rasa sakit yang tajam atau tumpul, gigi Anda mungkin sensitif terhadap suhu atau sakit saat mengunyah atau menggigit sesuatu.

Baca juga: 9 Cara Mengobati Sakit Gigi Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Jika Anda mengalami sakit gigi, penting untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Dari sana, Anda dapat menentukan cara terbaik untuk mengatasi masalah Anda tersebut.

Untuk mengetahui penyebab sakit gigi Anda, dokter dapat dimintai bantuan.

Dokter akan melakukan diagnosis berdasarkan riwayat kesehatan Anda, pemeriksaan gigi, dan terkadang tes pencitraan.

Setidaknya berikut ini adalah beberapa penyebab sakit gigi yang paling umum terjadi:

1. Penyakit gusi

Penyakit gusi ditandai dengan infeksi pada gusi.

Lebih khusus lagi, dengan gingivitis, gusi menjadi meradang dan menjadi panas, merah, dan bengkak.

Ketika infeksi terjadi pada gusi, terjadi periodontitis.

Pada gilirannya jika tidak diobati, infeksi bisa menyebabkan pengeroposan tulang dan kerusakan gusi.

Gusi menjadi terlepas dari gigi, membentuk kantong yang berisi lebih banyak bakteri.

Akar gigi kemudian terkena plak dan menjadi rentan terhadap pembusukan dan sensitif terhadap dingin, sentuhan, dan mengunyah.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Ini Pentingnya Merawat Gigi Susu pada Anak

2. Kerusakan gigi

Kerusakan gigi mengacu pada erosi dan pembentukan lubang di permukaan luar (enamel) gigi.

Ketika terbentuk pada email gigi, plak (lapisan lengket bakteri) akan memakan gula dan pati dari partikel makanan di mulut.

Hal ini akan menghasilkan asam yang menggerogoti email gigi. Seiring waktu, enamel akan rusak dan lubang gigi dapat terbentuk.

Sementara gigi berlubang umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, karena pembusukan menyebar ke dalam menuju lapisan tengah gigi (dentin), dapat menimbulkan gejala seperti kepekaan terhadap suhu dan sentuhan.

Baca juga: 17 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Mengatasinya

3. Gigi sensitif

Terkadang Anda mungkin mengalami ketidaknyamanan saat gigi terkena udara dingin, cairan, dan makanan tertentu. Ini berarti gigi Anda mungkin telah mengembangkan sensitivitas yang terkait dengan satu atau lebih rangsangan, seperti suhu dingin.

Gigi sensitive berkembang dari dentin yang terbuka, yakni jaringan yang terletak di bawah email gigi dan sementum (jaringan yang menutupi akar gigi).

Dentin dapat terbuka sebagai akibat dari gigi berlubang, tambalan yang aus, atau dari gigi yang retak.

Gusi yang surut pada penyakit gusi (atau karena menyikat terlalu kuat) juga dapat mengekspos dentin, yang menyebabkan sensitivitas gigi.

4. Bruxism

Bruxism adalah kondisi di mana seseorang sering kali menggemeretakkan, menekan, atau menggesekkan gigi ke atas dan ke bawah maupun ke kanan dan ke kiri secara tidak sadar (saat tidur).

Jika bruxism tak ditangani atau sudah menjadi kebiasaan, hal itu bisa menimbulkan dampak  besar, seperti kerusakan gigi, sakit gigi, sakit kepala, gangguan pada rahang, dan masalah lainnya.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi

5. Peradangan pulpa gigi (pulpitis)

Ketika kerusakan gigi meluas jauh ke dalam pulpa gigi, pulpitis terjadi. Ini berarti bahwa jaringan di tengah gigi (saraf atau pulpa gigi), yang kaya akan pembuluh darah dan saraf, menjadi meradang dan teriritasi.

Peradangan ini bisa menyebabkan tekanan di dalam gigi dan selanjutnya di dalam jaringan di sekitarnya.

Selain kerusakan gigi, kondisi lain yang dapat menyebabkan pulpitis meliputi:

  • Trauma pada gigi
  • Gigi yang membutuhkan beberapa prosedur invasif

Gejala utama pulpitis adalah kepekaan yang luar biasa terhadap berbagai rangsangan, sebagian besar suhu baik panas atau dingin.

Baca juga: 3 Cara Mengobati Amandel Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Penting untuk disebutkan, ada dua jenis pulpitis, yakni pulpitis reversibel dan pulpitis ireversibel.

Jika pulpitis reversibel, rasa sakit atau sensitivitas berhenti dalam beberapa detik setelah rangsangan dikeluarkan.

Jika pulpitis ireversibel, rasa sakit dapat bertahan selama beberapa menit setelah stimulus dihilangkan

6. Gigi retak

Gigi yang retak atau patah dapat terjadi karena trauma pada mulut, seperti ketika seorang atlet menerima pukulan di wajah.

Selain itu, kekuatan dari menggigit benda keras seperti es atau biji popcorn terkadang dapat menyebabkan gigi retak.

Bruxism parah juga dapat merusak dan meretakkan gigi.

Gejala gigi retak mungkin termasuk rasa sakit yang tajam saat menggigit atau mengunyah.

Gigi retak Anda mungkin juga sensitif terhadap suhu panas dan dingin atau makanan manis dan asam

Ingatlah, ada berbagai jenis retakan pada gigi yang dapat terjadi.

Baca juga: 12 Penyebab Karies Gigi yang Perlu Diwaspadai

7. Abses gigi

Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi.

 

Abses gigi biasanya disebabkan oleh peradangan pulpa gigi yang tidak dirawat.

Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan bakteri di dalam ruang pulpa.

Tekanan dari infeksi dapat menyebabkan rasa sakit terus-menerus yang lebih buruk saat mengunyah atau saat ditekan.

Jika tidak diobati, rasa sakit bisa menjadi semakin parah dengan pembengkakan.

8. Impaksi gigi

Impaksi gigi atau gigi yang mengalami impaksi adalah gigi geligi yang tumbuh berdesakan dan tidak mendapatkan ruang untuk tumbuh sehingga terjebak didalam gusi.

Impaksi gigi biasanya cenderung terjadi pada gigi geraham bungsu, meskipun bisa saja muncul pada gigi manapun.

Impaksi gigi dapat menciptakan tekanan, rasa sakit pada gigi, dan bahkan nyeri rahang.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Plak, Karang Gigi, Penyebab dan Cara Mencegahnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com