KOMPAS.com - Belakangan kita kerap disuguhi istilah komorbiditas atau jamak dikenal dengan komorbid.
Dalam Covid-19, beberapa jenis komorbid yang kerap disebut di antaranya penyakit jantung, diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, stroke, dll.
Berikut penjelasan apa itu komorbid dan contoh jenis komorbid yang umum.
Baca juga: Apa Itu Ventilator?
Komorbid adalah istilah kedokteran untuk menunjukkan penyakit penyerta selain penyakit utama yang sedang diderita.
Dilansir dari Britannica, komorbid atau komorbiditas biasanya terkait dengan penyakit kronis.
Komorbid rentan membuat kondisi kesehatan penderita ketika terkena suatu penyakit menjadi lebih rawan, dan membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih kompleks.
Baca juga: Perbedaan Swab Antigen dan PCR dalam Tes Covid-19
Melansir Verywell Health, komorbid tidak hanya mencakup penyakit fisik, namun juga bisa terkait gangguan kesehatan mental. Berikut beberapa contoh komorbid suatu penyakit:
Orang yang obesitas biasanya memiliki komorbid seperti diabetes tipe 2, hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kolesterol tinggi, penyakit jantung, stroke, radang sendi, gangguan tidur apnea, penyakit asam urat, osteoarthritis, kanker, sampai depresi.
Penderita diabetes biasanya memiliki komorbid seperti fatty liver, penyakit jantung, penyakit ginjal, obesitas, dan gangguan kesehatan mental seperti depresi.
Contoh komorbid yang umum di bidang kesehatan mental adalah depresi dan gangguan kecemasan. Menurut sejumlah ahli, orang yang mengalami gangguan kecemasan biasanya juga memiliki gejala depresi. Demikian juga sebaliknya.
Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 Ringan, Sedang, dan Berat
Penanganan komorbid biasanya dilakukan simultan atau berbarengan dengan perawatan penyakit utama.
Karena komorbid melibatkan beberapa penyakit sekaligus, biasanya penderita dirawat atau penanganan medisnya melibatkan beberapa dokter.
Untuk Covid-19, penderita dengan komorbid penanganan medisnya menyesuaikan tingkat gejalanya dan kondisi penyakit penyerta.
Penderita Covid-19 gejala ringan atau tidak bergejala bisa melakukan isolasi mandiri asalkan komorbidnya terkontrol. Jika gejala Covid-19 sedang atau berat adan komorbid tidak terkontrol, pasien disarankan dirawat di RS.
Baca juga: 3 Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.