KOMPAS.com - Santan adalah zat putih seperti susu yang diekstrak dari daging buah kelapa tua.
Santan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Tak heran, santan saat ini telah mendapatkan popularitas di komunitas kesehatan dan digunakan sebagai alternatif pengganti susu.
Air kelapa adalah cairan di dalam kelapa, sedangkan santan berasal dari daging buah yang berwarna putih.
Saat membuat santan, produsen memarut daging kelapa matang, lalu memerasnya melalui kain tipis untuk mengekstrak cairannya.
Baca juga: Memahami Nutrisi dan Manfaat Air Kelapa, Bagus untuk Kesehatan
Semakin kental santan, semakin tinggi kandungan lemak di dalamnya.
Meski demikian, penelitian menunjukkan bahwa santan memiliki tiga manfaat kesehatan utama.
Di bawah ini, beberapa manfaat yang didapat ketika mengonsumsi santan, seperti dirangkum dari Healthline.
Santan mengandung trigliserida rantai menengah (MCT), yang oleh para peneliti dikaitkan dengan penurunan berat badan.
MCT merangsang energi melalui proses yang disebut thermogenesis atau produksi panas.
Beberapa studi menunjukkan bahwa MCT bekerja untuk mengurangi berat badan dan mengecilkan ukuran pinggang.
MCT juga dapat menyeimbangkan mikrobiota usus yang tidak stabil.
Kurangnya stabilitas ini mungkin memainkan peran dalam mengembangkan obesitas .
Studi tahun 2015 pada pria yang kelebihan berat badan menemukan bahwa mengonsumsi
MCT saat sarapan menyebabkan berkurangnya asupan makanan di kemudian hari.
Baca juga: 6 Manfaat Air Kelapa untuk Kesehatan, Bukan Obat Covid-19
Temuan tahun 2018 menunjukkan bahwa MCT meningkatkan sensitivitas insulin dan banyak peneliti percaya bahwa sensitivitas ini mendorong penurunan berat badan.
Insulin adalah hormon penting yang memecah glukosa dan mengontrol kadar gula darah.
Penelitian telah menghubungkan diet kaya lemak jenuh dengan kolesterol tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung .
Beberapa orang mungkin tidak menganggap santan untuk menyehatkan jantung karena kandungan lemaknya yang tinggi.
Namun, sumber lemak jenuh yang berbeda dapat mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda.
Selain itu, genetika berperan dalam bagaimana seseorang memetabolisme lemak jenuh dan sejauh mana lemak ini berdampak pada kesehatan.
Sedikit penelitian telah menyelidiki efek santan pada kadar kolesterol.
Perlu diingat bahwa minyak kelapa memiliki lebih banyak lemak per porsi daripada santan yang akan memiliki efek kurang dramatis pada kadar kolesterol.
Kelapa mengandung lipid yang disebut asam laurat dan banyak peneliti percaya bahwa asam laurat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Beberapa temuan menunjukkan bahwa asam laurat memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.
Dalam sebuah studi tentang efek antimikroba asam laurat dari kelapa, para peneliti mengisolasi berbagai strain bakteri dan memaparkannya pada asam laurat dalam cawan petri.
Mereka menemukan bahwa asam laurat efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Mycobacterium tuberculosis.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Air Kelapa Bantu Tangkal Covid-19?
Penelitian lain menemukan bahwa asam laurat memicu apoptosis, kematian sel, pada sel kanker payudara dan endometrium.
Temuan menunjukkan bahwa asam ini menghambat pertumbuhan sel kanker dengan merangsang protein reseptor tertentu yang mengatur pertumbuhan sel.
Dalam jumlah sedang, santan dapat memiliki manfaat kesehatan, tetapi mengonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan masalah.
Santan mengandung kalori dan lemak yang tinggi.
Mengkonsumsi terlalu banyak santan dan makan makanan kaya karbohidrat dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Santan juga mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi.
Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti diare atau sembelit, pada orang dengan sindrom iritasi usus besar.
Baca juga: Cara Membuat Santan Kedelai untuk Menurunkan Kolesterol
Namun, bagi beberapa orang, santan juga dapat menyebabkan alergi.
Gejala alergi karena santan pada dasarnya mirip dengan alergi makanan lainnya.
Seseorang mungkin mengalami beberapa gejala berikut.