SOLO, KOMPAS.com - Kehidupan selama pandemi Covid-19 terasa begitu berat bagi Prisma Suganda, 30. Tak hanya dihadapkan dengan persoalan ekonomi, bapak tiga anak ini juga ditimpa masalah kesehatan.
Pada akhir Juni 2021, Prisma harus menerima diagnosis mengidap batu ginjal. Oleh dokter di RS Triharsi Solo, Jateng, dia bahkan dinyatakan harus segera menjalani operasi karena penyakitnya sudah terlanjur parah.
Beruntung, selama menerima penanganan medis tersebut, Prisma tak perlu mengeluarkan biaya. Dia dikarenakan lebih dulu bergabung dalam program BPJS Kesehatan.
Warga RT 005/RW 008 Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo itu terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas 2.
Prisma mengaku tidak bisa membayangkan jika sejak pertama kali memeriksakan keluhan sakit perut ke Puskesmas Nusukan sampai menjalani operasi di RS harus datang sebagai pasien umum.
Dia pesimis sanggup membayar biaya pengobatan secara mandiri. Terlebih lagi, di masa pandemi ini pendapatannya turun.
"Jika tak punya kartu BPJS Kesehatan, saya barangkali tak akan berani berobat karena tak ada biaya,” tutur dia kepada Kompas.com, Jumat (23/7/2021).
Prisma adalah karyawan bagian marketing di sebuah perusahaan distributor tisu di Solo. Sejak pertengahan 2020, dia kesulitan meraih bonus penghasilan karena tak pernah berhasil mencapai target penjualan.
Akibat sekolah-sekolah dan banyak kantor tutup selama pandemi, Prisma kehilangan banyak permintaan pembelian. Alhasil dia hanya bisa menerima gaji pokok yang nominalnya pas-pasan.
Baca juga: Jaminan Akuntabel dan Transparan Proses Verifikasi Klaim Covid-19
Sementara, sang istri, Siti Solekhah, 36, telah berhenti bekerja sejak akhir 2020 karena hamil dan mempertimbangkan keselamatan di tengah wabah virus corona.
Prisma dan Siti pun merasa sangat bersyukur ketika biaya persalinan anak ketiga mereka pada 15 Juni lalu bisa ditanggung juga oleh BPJS Kesehatan. Setelah resign, Siti terdaftar sebagai peserta dari tanggungan suaminya.
"Begitu besar manfaat JKN-KIS untuk keluarga kami, terlebih di situasi sulit selama pandemi ini," tutur Siti.
Warga RT 004/RW 003 Kelurahan Jagalan, Jebres, Lintang Gandi, 31, juga merasa begitu terbantu dengan BPJS Kesehatan terutama di tengah pagebluk ini. Hal itu terjadi ketika ibunya, Sri Rahayu, 56, tiba-tiba harus dirawat beberapa hari di RS Kasih Ibu Solo karena lemas parah pada Maret 2021.
Padahal bisnis jual beli sepeda motor bekas yang ditekuni Gandi saat itu sedang turun. Tingkat permintaan maupun harga pasaran motor bekas masih lesu akibat pandemi.
Karena Sri Rahayu telah lebih dulu terdaftar JKN-KIS, Gandi jadi tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan sang ibu yang ternyata didiagnosis mengidap diabetes.