"Pandemi ini semakin menyadarkan saya akan pentingnya memiliki kartu BPJS Kesehatan," kata Gandi.
Sementara itu, warga RT 002/RW 001 Kelurahan Sumber, Banjarsari, Indri Hastuti, 42, bersyukur di tengah pandemi ini, putri sulungnya yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD Solo tak mengalami kendala berarti ketika masih harus kontrol kesehatan rutin tiap bulan ke RSUD Dr. Moewardi Solo karena mengidap penyakit jantung.
Dia melihat para tenaga kesehatan di RS tetap memberikan pelayanan optimal kepada putrinya, Sheryl, 20, sama seperti sebelum-sebelumnya sejak 2019.
Meski hanya terdaftar JKN-KIS kelas 3, Indri merasa anggota keluarganya selama ini bisa mendapatkan pelayanan kesehatan memuaskan tak berbeda dengan peserta kelas 1, kelas 2, ataupun pasien umum. Bedanya hanya di perolehan ruang rawat inap ketika harus opname.
Baca juga: Saat Ketua RT/RW di Solo Keroyokan Ajak Warga Daftar JKN-KIS
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, menyatakan Pemkot memahami betul akan pentingnya kepemilikan kartu BPJS Kesehatan bagi warga. Dia sendiri meyakini program JKN-KIS bisa memberi ketenangan dan kesejahteraan untuk warga.
Dengan memiliki kartu BPJS Kesehatan, kata Ahyani, warga jadi bisa mendapatkan layanan kesehatan kapan saja tanpa harus memikirkan biaya pengobatan. Sementara ketika warga ini bisa sehat dan produktif, mereka diharapkan dapat hidup sejahtera.
Oleh sebab itu, Ahyani menegaskan, Pemkot akan terus menyisir warga yang belum terdaftar JKN-KIS. Pemkot ingin semua warga harus terkaver jaminan kesehatan.
Meski di tengah pandemi, Pemkot pun berani menargetkan Solo bisa mencapai predikat universal health coverage (UHC) lagi pada tahun ini. Pemkot sebelumnya pernah menerima penghargaan UHC dari BPJS Kesehatan pada 2018.
Untuk mendukung terwujudnya UHC pada 2021, Ahyani menuturkan, Pemkot salah satunya siap melakukan penambahan peserta JKN-KIS PBI APBD hingga 10.580 jiwa. Ini juga untuk membantu warga yang terdampak pandemi.
“Bagi warga yang terdata kurang mampu, akan kami daftarkan menjadi peserta PBI APBD,” jelas dia, Sabtu (24/7/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menambahkan sebagai upaya mewujukan UHC, Pemkot juga tak akan henti melakukan edukasi tentang pentingnya JKN-KIS kepada warga dengan harapan bagi yang mampu secara ekonomi bisa mendaftar sebagai peserta mandiri. Selain itu, Pemkot akan terus berkoordinasi dengan badan usaha untuk memastikan setiap pekerjanya telah didaftarkan JKN-KIS.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Solo, Yessi Kumalasari, mengapresiasi komitmen Pemkot Solo yang ingin kembali mewujudkan UHC pada 2021. Pihaknya siap melakukan koordinasi dan kolaborasi untuk mendukung realisasi target tersebut.
BPJS Kesehatan Cabang Solo mencacat, hingga 1 Juli 2021, sudah ada 93,87 persen atau 542.878 warga Kota Bengawan yang terdaftar JKN-KIS. Jadi tinggal sedikit lagi Solo bisa meraih UHC.
Menurut dia, selain kesiapan anggaran, kunci keberhasilan untuk mencapai UHC adalah validitas data. Oleh karena itu, Yessi menyarankan agar validitas data penduduk Solo dapat diperkuat.
“Semangat Pemda, termasuk inisiatif warga dan kepatuhan para pelaku usaha di Solo yang tampak luar biasa dalam mendukung program JKN-KIS ini saya harap bisa dicontoh daerah lain,” ungkap Yessi.
Baca juga: Langkah Melaporkan Peserta JKN-KIS yang Meninggal Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.