Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Pendarahan Saat Hamil Trimester Kedua dan Ketiga

Kompas.com - 24/08/2021, 18:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Pendarahan saat hamil seringkali terjadi pada trimester pertama kehamilan.

Pendarahan ringan pada trimester pertama pada umumnya bukan kondisi serius, terutama jika tidak disertai dengan rasa sakit.

Sementara, jika terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, setiap pendarahan perlu diwaspadai.

Baca juga: 7 Penyebab Pendarahan Saat Hamil Trimester Pertama

Dilansir dari WebMD, dengan pengecualian tertentu, keluarnya darah dari vagina selama trimester kedua dan ketiga kehamilan lebih mungkin menjadi perhatian.

Satu pengecualian utama adalah pendarahan ringan setelah hubungan seksual.

Perubahan kondisi serviks selama kehamilan membuatnya lebih mungkin untuk berdarah.

Seperti diketahui, selama kehamilan, hormon kehamilan dapat membuat leher rahim bersama dengan banyak hal lainnya dalam organ reproduksi lebih sensitive daripada biasanya.

Oleh karena itu, pendarahan ringan setelah hubungan seksual tidak perlu menjadi perhatian.

Tetapi, ibu hamil sebaiknya tetap dapat menghubungi dokter jika hal itu terjadi.

Berikut ini adalah beberapa penyebab pendarahan saat hamil trimester kedua dan ketiga yang bisa terjadi:

1. Plasenta previa

Melansir Very Well Health, plasenta previa terjadi ketika plasenta, organ yang berkembang di dalam rahim untuk menyediakan oksigen dan nutrisi bagi janin menutupi bagian mana pun dari pembukaan serviks.

Plasenta previa diperkirakan terjadi pada sekitar satu dari setiap 200 kehamilan jangka penuh.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Kanker Serviks Saran Dokter Obgyn

Plasenta previa lebih sering terjadi pada wanita hamil yang pernah melahirkan dengan operasi caesar sebelumnya.

Kondisi ini juga lebih rentan terjadi pada wanita hamil yang memiliki kehamilan kembar, lebih tua, merokok, atau memiliki riwayat aborsi spontan maupun elektif.

Gejala plasenta previa termasuk mengeluarkan darah merah cerah, biasanya tanpa rasa sakit.

Plasenta previa pada umumnya didiagnosis melalui USG.

Seseorang dengan plasenta previa mungkin memerlukan pemantauan rutin selama kehamilan.

2. Solusio plasenta

Abruptio plasenta atau solusio plasenta adalah kondisi ketika plasenta mulai terpisah dari lapisan rahim sebelum melahirkan.

Gejala umum solusi plasenta termasuk perdarahan yang berhubungan dengan nyeri perut atau punggung parah dan kontraksi.

Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?

Solusio plasenta lebih sering terjadi setelah trauma dan pada wanita hamil berusia tua.

Kondisi ini juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang memiliki infeksi dan memiliki masalah kesehatan kronis.

Jumlah pendarahan bukanlah tanda yang dapat diandalkan tentang seberapa serius pelepasan plasenta itu.

Persalinan dini akan dianjurkan jika janin dalam keadaan tertekan.

3. Persalinan prematur

Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Gejala persalinan prematur dapat berupa kram, perubahan keputihan, kontraksi, dan ketuban pecah. Selain itu, mungkin juga ada pendarahan.

Jika Anda mengalami gejala kemungkinan persalinan prematur, segerakan saja bicarakan dengan dokter.

Beberapa pilihan pengobatan tersedia untuk menunda persalinan dan meningkatkan kondisi janin setelah melahirkan.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

4. Vasa previa

Vasa previa adalah kondisi ketika pembuluh darah dari tali pusat yang menyuplai janin terletak terlalu dekat dengan serviks. Kondisi ini menempatkan pembuluh darah pada risiko pecah setelah ketuban pecah.

Seharusnya, semua pembuluh darah janin terbungkus dan terlindungi di dalam tali pusat.

Untungnya, vasa previa termasuk kejadian yang sangat jarang terjadi.

Komplikasi kehamilan ini hanya terjadi pada kurang dari satu dari 2.500 persalinan.

Hingga sepertiga kasus yang terdeteksi selama kehamilan akan memerlukan persalinan prematur darurat.

Jika vasa previa tidak terdeteksi sebelum persalinan, hal itu dapat berakibat fatal bagi janin.

Gejala vasa previa adalah perdarahan pervaginam tanpa rasa sakit setelah ketuban pecah, bersama dengan tanda-tanda gawat janin.

Operasi caesar darurat diikuti dengan resusitasi janin mungkin diperlukan untuk menghadapi kondisi ini.

Baca juga: Apakah Operasi Caesar Menyakitkan? Ini Jawaban Dokter Obgyn

5. Plasentasi invasif

Dilansir dari Health Line, plasenta invasif adalah penyebab umum perdarahan vagina selama kehamilan. Namun, ini adalah penyebab signifikan dari perdarahan postpartum.

Plasenta invasif terjadi ketika plasenta tertanam terlalu dalam di dalam rahim, menyerang miometrium, jaringan otot polos rahim.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang pernah menjalani satu atau lebih operasi caesar sebelumnya.

6. Ruptur uteri

Ruptur uteri terjadi ketika dinding rahim pecah. Kondisi ini sangat jarang terjadi.

Ruptur uteri memengaruhi 0,8 persen wanita hamil dengan operasi rahim sebelumnya. Ini dilaporkan hanya memengaruhi 0,03-0,08 persen dari semua pasien yang melahirkan.

Perdarahan dan nyeri dapat terjadi pada ruptur uteri. Bagian tubuh janin juga mungkin menjadi lebih mudah dirasakan melalui perut.

Perawatan segera diperlukan untuk kasus rupture uteri.

Baca juga: Tips Perawatan setelah Operasi Caesar agar Pulih Lebih Cepat

7. Koagulopati

Selama kehamilan, ada banyak perubahan dalam tubuh.

Salah satu perubahan itu menyangkut pembekuan darah.

Disseminated intravascular coagulation (DIC) atau koagulasi intravaskular diseminata adalah istilah teknis ketika pembekuan darah terjadi di seluruh tubuh. Ini kemudian dapat menyebabkan pendarahan hebat.

Tanda-tanda koagulasi intravaskular diseminata termasuk pendarahan dari vagina serta area lain, seperti gusi, rektum, dan kulit.

Seorang wanita mungkin juga mengalami gejala syok.

Untungnya, koagulasi intravaskular diseminata selama kehamilan jarang terjadi, tetapi jika terjadi bisa serius dan bahkan fatal.

Jika Anda sedang hamil, sebaiknya jangan pernah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter saat mendapati keluarnya darah dari vagina. Dokter bisa membantu mencari penyebab pendarahan saat hamil dan menyarankan penanganan terbaik sesuai kondisi.

Baca juga: 8 Gejala Syok Septik yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau