Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Gejala Henti Jantung yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 05/09/2021, 11:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Tidak adanya denyut nadi adalah tanda utama henti jantung.

Sayangnya, inilah gejala yang sering terlewatkan oleh penolong awam yang tidak tahu cara menemukan denyut nadi.

Jangan buang waktu mencari denyut nadi jika orang tersebut sudah pingsan dan berhenti bernapas.

Bahkan penyelamat profesional diminta untuk tidak menghabiskan waktu lebih dari 10 detik untuk memeriksa denyut nadi.

Sebaliknya, Anda harus segera memulai CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru) dan defibrilasi.

Jika orang dewasa berhenti bernapas, hubungi nomor darurat medis terdekat dan mulai kompresi dada CPR dengan kecepatan 100 hingga 120 denyut per menit.

Bahkan jika ternyata bukan henti jantung, CPR tidak akan membahayakan individu.

Respon dan pengobatan segera pada kejadian henti jantung dapat menyelamatkan nyawa penderita.

Baca juga: Cara Hitung Denyut Nadi Saat Olahraga untuk Cegah Serangan Jantung

Gejala sebelum henti jantung

Untuk diketahui, beberapa orang yang mengalami henti jantung mungkin memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang salah sebelumnya.

Henti jantung di antaranya dapat didahului oleh gejala peringatan, seperti:

  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Sakit dada
  • Mual dan atau muntah
  • Detak jantung tidak teratur atau berpacu (aritmia)
  • Sakit kepala ringan dan pusing
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran

Gejala-gejala ini tentu saja dapat dikacaukan dengan beberapa kondisi lain.

Akibatnya, orang sering tidak menyadari bahwa ada masalah sampai kejadian henti jantung itu sendiri terjadi.

Jadi segera saja konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kondisi tersebut.

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

Cara mendiagnosis henti jantung

Selama kejadian henti jantung yang menyebabkan jantung Anda berhenti berdetak secara efisien, sangat penting untuk segera mencari perhatian medis.

Melansir Health Line, perawatan medis akan berfokus pada upaya membuat darah mengalir kembali ke tubuh Anda.

Dokter Anda kemungkinan besar akan melakukan tes yang disebut elektrokardiogram untuk mengidentifikasi jenis ritme abnormal yang dialami jantung Anda.

Untuk mengobati kondisi ini, dokter Anda kemungkinan akan menggunakan alat defibrilator sebagai stimulator detak jantung Anda.

Sengatan listrik dari defibrilator seringkali dapat mengembalikan jantung ke ritme normal.

Tes lain juga dapat digunakan setelah Anda mengalami kejadian jantung:

  • Tes darah dapat digunakan untuk mencari tanda-tanda hentu jantung. Tes ini juga dapat mengukur kadar kalium dan magnesium
  • Rontgen dada (X-ray) dapat mencari tanda-tanda penyakit jantung lainnya

Cara mengobati henti jantung

CPR termasuk salah satu bentuk perawatan darurat untuk henti jantung.

Defibrilasi adalah hal lain. Perawatan ini dilakukan untuk membuat jantung berdetak lagi setelah berhenti.

Baca juga: 3 Penyebab Darah Tinggi dan Denyut Nadi Rendah

Jika Anda selamat dari henti jantung, dokter Anda mungkin memulai dengan satu atau lebih perawatan untuk mengurangi risiko serangan lain.

  • Obat-obatan dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol
  • Pembedahan dapat memperbaiki pembuluh darah atau katup jantung yang rusak. Itu juga dapat memotong atau menghilangkan penyumbatan di arteri
  • Olahraga dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular
  • Perubahan pola makan dapat membantu menurunkan kolesterol

Kondisi jantung yang dapat menyebabkan henti jantung

Henti jantung mendadak dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki penyakit jantung yang diketahui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com