KOMPAS.com - Mengonsumsi suplemen vitamin adalah aktivitas yang jamak dilakukan orang-orang.
Jika Anda termasuk orang yang melakukannya juga, Anda sebaiknya tidak boleh sembarangan.
Anda tidak boleh mengonsumsi vitamin lebih dari yang direkomendasikan.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Vitamin B1 Tinggi
Petunjuk tentang dosis vitamin yang aman dikonsumsi biasanya telah tercantum pada wadah vitamin.
Sayangnya, banyak orang mungkin sering dibombardir dengan informasi kesehatan yang memberi tahu bahwa mengonsumsi vitamin tertentu dalam dosis tinggi bisa bermanfaat bagi kesehatan dalam banyak hal.
Padahal, mengonsumsi terlalu banyak nutrisi bisa malah berbahaya bagi kesehatan.
Sebelum mempelajari bahaya atau efek samping terlalu banyak minum vitamin, alangkah baik kita bisa mengenal lebih dalam dulu tentang jenis-jenis vitamin yang umum kita butuhkan setiap hari.
Dilansir dari Medical News Today, agar berfungsi dengan baik, tubuh kita kurang lebih membutuhkan 13 jenis vitamin.
Dari jumlah ini, 9 vitamin di antaranya termasuk kategori vitamin yang larut dalam air dan 4 lainnya merupakan vitamin yang larut dalam lemak.
Berikut penjelasannya:
1. Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air memiliki karakteristik mudah dikeluarkan dari tubuh dan tidak mudah disimpan dalam jaringan.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin B Tinggi
Ada lebih banyak vitamin yang larut dalam air daripada vitamin yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam air termasuk vitamin C, ditambah delapan vitamin B:
Karena vitamin yang larut dalam air tidak disimpan melainkan diekskresikan melalui urine, vitamin ini cenderung tidak menyebabkan masalah bahkan ketika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Namun, mengambil megadosis beberapa vitamin yang larut dalam air dapat menyebabkan efek samping yang berpotensi berbahaya.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Misalnya, mengonsumsi vitamin B6 dalam dosis sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diubah dari waktu ke waktu.
Sementara itu, mengonsumsi vitamin B3 dalam jumlah besar atau biasanya lebih dari 2 gram per hari dapat menyebabkan kerusakan hati.
2. Vitamin yang larut dalam lemak
Tidak seperti vitamin yang larut dalam air, vitamin yang larut dalam lemak tidak larut dalam air dan mudah disimpan di jaringan tubuh kita.
Ada empat vitamin yang larut dalam lemak, yakni:
Mengingat bahwa vitamin yang larut dalam lemak dapat menumpuk di dalam tubuh, nutrisi ini lebih cenderung menyebabkan toksisitas daripada vitamin yang larut dalam air.
Meskipun jarang, mengonsumsi terlalu banyak vitamin A, vitamin D, atau vitamin E dapat menyebabkan efek samping yang berpotensi membahayakan.
Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi
Sebagai alternatif, mengonsumsi vitamin K non-sintetis dosis tinggi tampaknya relatif tidak berbahaya. Itulah sebabnya batas atas asupan atau upper intake level (UL) belum ditetapkan untuk nutrisi ini.
Tingkat asupan atas diatur untuk menunjukkan dosis maksimum nutrisi yang tidak mungkin menyebabkan bahaya bagi hampir semua orang dalam populasi umum.
Ketika dikonsumsi secara alami melalui makanan, vitamin tidak mungkin menyebabkan kerusakan, bahkan jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Namun, ketika dikonsumsi dalam dosis terkonsentrasi dalam bentuk suplemen, sangat mudah bagi seseorang untuk mengambil kadar vitamin terlalu banyak.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin B12 Tinggi
Padahal, hal itu dapat menyebabkan hasil kesehatan yang negatif.
1. Efek samping mengonsumsi vitamin yang larut dalam air secara berlebihan
Melansir Health Line, ketika dikonsumsi secara berlebihan, beberapa vitamin yang larut dalam air dapat menyebabkan efek samping, beberapa di antaranya bisa berbahaya.
Namun, mirip dengan vitamin K, vitamin yang larut dalam air tertentu tidak memiliki toksisitas (tingkat merusaknya suatu zat) yang dapat diamati dan karenanya tidak memiliki batas atas asupan yang ditetapkan.
Vitamin ini termasuk vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B5 (asam pantotenat), vitamin B7 (biotin), dan vitamin B12 (cobalamin).
Penting untuk dicatat bahwa meskipun berbagai vitamin ini tidak memiliki toksisitas yang dapat diamati, beberapa di antaranya dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan mengganggu hasil tes darah.
Oleh karena itu, jika Anda tengah mengonsumsi obat-obatan tertentu dan memerlukan tes darah, sebaiknya berhati-hati ketika harus mengambil suplemen vitamin.
Beberapa vitamin yang larut dalam air telah ditetapkan batas atas asupannya.
Ketika vitamin ini dikonsumsi melebihi batas atas yang disarankan, hal itu bisa menyebabkan efek samping merugikan.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin B3 Tinggi
Berikut beberapa vitamin itu:
Perlu diperhatikan bahwa ini adalah efek samping yang mungkin dialami orang sehat saat mengonsumsi vitamin tersebut dalam dosis besar.
Seseorang dengan kondisi kesehatan dapat mengalami reaksi yang lebih serius untuk mengambil terlalu banyak vitamin.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Asam Folat Tinggi
Misalnya, meskipun vitamin C tidak mungkin menyebabkan keracunan pada orang sehat, vitamin ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan kelainan jantung yang fatal pada orang-orang yang telah didiagnosisi atau ternyata menderita hemochromatosis, gangguan penyimpanan zat besi.
2. Efek samping minum vitamin yang larut dalam lemak terlalu banyak
Karena vitamin yang larut dalam lemak dapat menumpuk di jaringan tubuh Anda, vitamin ini dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, terutama dalam waktu lama.
Selain vitamin K yang memiliki potensi toksisitas rendah, tiga vitamin larut lemak lainnya memiliki batas atas asupan yang ditetapkan karena potensinya menyebabkan kerusakan pada dosis tinggi.
Berikut adalah beberapa efek samping yang terkait dengan konsumsi berlebihan vitamin yang larut dalam lemak:
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi
Perlu dipahami bahwa meskipun vitamin K memiliki potensi toksisitas yang rendah, vitamin ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin dan antibiotik.
Dengan begitu, orang-orang yang mengonsumsi obatan-obatan tersebut perlu lebih memperhatikan rencana konsumsi suplemen vitamin mereka.
Sangat jarang ada kasus orang meninggal karena overdosis vitamin.
Namun, ada beberapa kasus kematian yang dilaporkan terkait dengan keracunan vitamin.
Misalnya, hipervitaminosis A dapat disebabkan oleh konsumsi vitamin A dosis besar lebih dari 200 mg vitamin A atau penggunaan kronis lebih dari 10 kali asupan harian yang direkomendasikan.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi
Toksisitas vitamin A dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti peningkatan tekanan cairan tulang belakang, koma, dan kerusakan organ yang berpotensi fatal.
Selain itu, mengonsumsi vitamin D dalam dosis sangat besar, yakni lebih dari 50.000 IU setiap hari dalam waktu lama dapat menyebabkan kadar kalsium darah tinggi (hiperkalsemia). Kondisi ini pada gilirannya bisa menyebabkan kematian.
Overdosis pada vitamin lain juga dapat menyebabkan efek samping yang berpotensi fatal, seperti kerusakan hati.
Misalnya, mengonsumsi vitamin B3 dosis sangat tinggi lebih dari 5 gram dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan asidosis metabolik (penumpukan asam dalam cairan tubuh) serta gagal hati akut. Keduanya diketahui bisa berakibat fatal.
Perlu diingat bahwa efek samping yang berpotensi mematikan ini terkait dengan penggunaan vitamin dosis sangat tinggi. Meski begitu, kehati-hatian harus selalu diambil saat mengonsumsi suplemen makanan apa pun.
Cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi yang Anda butuhkan adalah dengan mengonsumsi makanan yang lengkap. Namun, banyak orang mungkin perlu mengonsumsi suplemen vitamin karena berbagai alasan.
Baca juga: 15 Vitamin dan Mineral untuk Mengurangi Risiko Depresi
Dilansir dari Very Well Fit, usia, kelainan genetik, kondisi medis, dan pola makan merupakan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan nutrisi tertentu.
Untungnya, suplemen vitamin biasanya aman dikonsumsi selama digunakan secara bertanggung jawab.
Berikut adalah gambaran umum tentang jumlah kebutuhan harian direkomendasikan (RDI) dan batas atas asupan yang dapat ditoleransi (UL) untuk vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air:
Karena potensi toksisitas, siapa pun orang tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari tingkat asupan atas yang dapat ditoleransi.
Tapi, ingatlah bahwa dalam keadaan tertentu, dokter Anda mungkin saja menyarankan Anda mengonsumsi lebih dari batas atas asupan untuk nutrisi tertentu guna memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan
Misalnya, kekurangan vitamin D sering diobati dengan suntikan vitamin D dosis tinggi atau suplemen yang memberikan lebih dari 50.000 IU vitamin D, yang jauh lebih banyak daripada batascatas asupan.
Meskipun sebagian besar botol suplemen memberikan rekomendasi mengenai berapa banyak vitamin yang harus dikonsumsi per hari, kebutuhan dapat bervariasi dari orang ke orang.
Jika Anda memiliki pertanyaan tentang dosis vitamin, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter lebih dulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.