Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

23 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan yang Bisa Terjadi

Kompas.com - 09/11/2021, 18:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Jika menyumbat saluran empedu, batu empedu dapat menyebabkan nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba.

Perawatan batu empdu yakni dengan konsumsi obat-obatan atau pembedahan, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya.

16. Heartburn

Heartburn adalah sensasi perih dan panas seperti terbakar di dada.

Kondisi ini bisa terjadi sebagai akibat dari refluks asam lambung atau naiknnya asam lambung ke kerongkongan.

Heartburn juga bisa menyebabkan rasa terbakar di perut.

Menghindari alkohol, makanan pedas, dan menurunkan berat badan jika diperlukan dapat membantu mengontrol heartburn.

Baca juga: 11 Makanan Penyebab Heartburn yang Perlu Diwaspadai

17. Kelenjar tiroid terlalu aktif

Kelenjar tiroid bertugas menghasilkan hormon yang memberi tahu tubuh cara bekerja.

Tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan masalah medis yang dapat memengaruhi tulang, otot, dan jantung.

Salah satu gejala tiroid yang terlalu aktif adalah sakit perut dan diare.

Gejala tiroid terlalu aktif lainnya bisa termasuk:

  • Sulit tidur
  • Penurunan berat badan
  • Detak jantung yang cepat

18. Penyakit celiac

Penyakit celiac adalah kondisi ketika pencernaan bereaksi berlebihan saat mengonsumsi gluten.

Gluten merupakan salah satu protein yang terdapat di dalam gandum hitam, jelai, dan gandum.

Gejala penyakit celiac dapat berupa:

  • Sakit perut
  • Sembelit
  • Diare
  • Perut kembung

Menghilangkan gluten dari makanan dapat menghentikan efek dari kondisi tersebut.

Baca juga: 9 Gejala Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

19. Stres

Stres dapat menyebabkan otot menjadi tegang yang pada gilirannya bisa menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada perut.

Melakukan beberapa teknis pernapasan dalam dan lambat sebelum makan dapat mengendurkan otot.

Makan makanan secara perlahan dan tenang juga dapat membantu menghindari sakit perut setelah makan.

20. Kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat berarti bahwa seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi seperti heartburn atau tukak lambung.

Ketika seseorang kehilangan berat badan berlebih, hal ini mungkin dapat membantu menghindari sakit perut setelah makan.

21. Penyakit Crohn

Melansi Health Line, penyakit Crohn adalah penyakit radang usus kronis (IBD) yang serius.

Penyakit Crohn bisa menyebabkan peradangan di berbagai bagian saluran pencernaan yang dapat menyebabkan sakit perut parah, diare, dan tinja berdarah, bersama dengan gejala lainnya.

Penyakit Crohn adalah kondisi serius dengan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.

Baca juga: 3 Penyebab Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

22. Sembelit

Sembelit terjadi ketika tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan dan tidak dapat dikeluarkan secara normal.

Sembelit kronis (beberapa minggu) sangat mungkin bisa menyebabkan sakit perut dan perut kembung.

Gejala mungkin akan memburuk setelah penderita makan.

23. Efek samping pengobatan tekanan darah

Obat yang digunakan untuk mengatasi tekanan darah dapat menyebabkan efek samping tidak menyenangkan.

Efek sampingnya termasuk sembelit dan terkadang sakit perut, termasuk sakit perut setelah makan.

Jika merasa mengalami efek samping dari obat ini, seseorang dapat berbicara dengan dokter tentang alternatif pengobatan.

Baca juga: 15 Makanan Penurun Darah Tinggi untuk Atasi Hipertensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com