Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tes untuk Diagnosis Diabetes yang Bisa Dilakukan

Kompas.com - 22/11/2021, 20:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Hasil abnormal meliputi gula darah puasa 92 mg/dl atau lebih, satu jam 180 mg/dl atau lebih, dan dua jam 153 mg/dl atau lebih.

Rentang referensi untuk tes toleransi glukosa oral untuk orang tidak hamil, yakni:

  • Normal: kurang dari 140 mg/dl
  • Pradiabetes: 140 - 199 mg/dl
  • Diabetes: 200 mg/dl atau lebih tinggi

5. Tes gula darah sewaktu (GDS)

Seperti namanya, tes glukosa acak atau tes gula darah sewaktu bisa dilakukan kapan pun tanpa memikirkan waktu makan terakhir.

Tapi, tes ini biasanya digunakan ketika seseorang sudah memiliki kondisi yang dicurigai sebagai gejala diabetes.

Jika ditemukan memiliki kadar gula darah lebih tinggi dari 200 mg/dl dan memiliki gejala, seseorang dapat diagnosis mengidap diabetes.

6. Tes C-peptida

Tes C-peptida digunakan untuk mengukur fungsi insulin pankreas.

Tes ini menentukan apakah pankreas seseorang mensekresi insulin yang cukup dan digunakan sebagai alat dalam mendiagnosis diabetes tipe 1.

7. Dekarboksilase asam glutamat atau glutamic acid decarboxylase (GAD)

Dekarboksilase asam glutamat adalah enzim penting yang membantu pankreas Anda berfungsi dengan baik.

Ketika tubuh membuat autoantibodi dekarboksilase asam glutamat, itu dapat mengganggu kemampuan pankreas untuk melakukan tugasnya.

Tes GAD, GADA, atau anti-GAD mungkin bisa dipesan untuk menentukan jenis diabetes yang dimiliki seseorang.

Kehadiran autoantibodi GAD biasanya berarti bahwa sistem kekebalan seseorang menyerang dirinya sendiri dan dapat menyebabkan diagnosis diabetes tipe 1.

Baca juga: Memahami Hubungan Gula Darah dan Insulin

8. Tes insulin

Beberapa peneliti percaya bahwa menggunakan tes insulin untuk mendiagnosis diabetes dan pradiabetes dapat membantu meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi penyakit.

Tes insulin dapat menilai insulin puasa dan insulin postprandial (setelah makan).

Namun, ini bukan tes umum yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes dan paling sering digunakan untuk menentukan gula darah rendah, resistensi insulin, dan untuk mendiagnosis insulinoma.

9. Autoantibodi

Untuk orang dengan kecenderungan genetik untuk diabetes tipe 1, skrining untuk autoantibodi dianjurkan dalam pengaturan percobaan penelitian.

Beberapa autoantibodi ini termasuk autoantibodi sel pulau dan autoantibodi terhadap insulin (IAA), asam glutamat dekarboksilase (GAD, GAD65), protein tirosin fosfatase (IA2 dan IA2β), dan protein pengangkut seng (ZnT8A).

Dalam beberapa kasus, ini dapat dideteksi dalam serum orang yang berisiko terkena diabetes tipe 1 beberapa bulan atau tahun sebelum timbulnya penyakit.

Mengidentifikasi autoantibodi ini dan mendidik mereka yang berisiko tentang gejala dapat membantu mendiagnosis dan mengobati diabetes tipe 1 lebih awal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau