Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Waktu Tidur yang Diperlukan Seseorang Berdasarkan Usia?

Kompas.com - 24/11/2021, 20:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah rata-rata tidur yang dibutuhkan untuk seorang individu berfluktuasi sepanjang hidup mereka.

Kebutuhan tidur sangat didasarkan pada usia.

Untuk memenuhi kebutuhan tidur yang spesifik, jam berapa yang tepat untuk tidur agar dapat memenuhi target jumlah jam istirahat yang cukup.

Baca juga: Sindrom Kleine-Levine (Sindrom Putri TIdur)

Lalu, berapa banyak tidur yang dibutuhkan seseorang untuk tidur berdasarkan usia? Berikut penjelasan lengkapnya!

Berapa banyak tidur yang dibutuhkan?

Kebutuhan tidur sering kali ditentukan oleh usia, meskipun genetika dan lingkungan, medis, dan kondisi perilaku seseorang dapat memengaruhi kebutuhan mereka.

Dikutip dari Very Well Health, berikut ini jumlah kebutuhan yang dibutuhkan berdasarkan usia yang direkomendasikan.

  • Bayi baru lahir (0 hingga 3 bulan): Rata-rata harus tidur 14 hingga 17 jam sehari, termasuk tidur siang.
  • Bayi (4 hingga 11 bulan): Rata-rata harus tidur 12 hingga 15 jam per hari, termasuk tidur siang.
  • Balita (12 hingga 35 bulan): Rata-rata 11 hingga 14 jam, termasuk tidur siang.
  • Anak-anak prasekolah (3 sampai 5 tahun): Harus rata-rata 10 sampai 13 jam per hari.
  • Anak usia sekolah (6 sampai 13 tahun): Harus rata-rata sembilan sampai 11 jam per hari.
  • Remaja (14 sampai 17 tahun): Harus rata-rata delapan sampai 10 jam per hari.
  • Dewasa muda (18 hingga 25 tahun): Harus rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.
  • Dewasa (26 hingga 64): Harus rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.
  • Lansia (usia 65 tahun ke atas): Harus rata-rata tujuh hingga sembilan jam per hari.

Baca juga: 8 Penyebab Menggertakkan Gigi Saat Tidur

Efek samping kurang tidur

Melansir dari Healthline, jika seseorangmengalami kantuk di siang hari, itu pertanda kurang tidur di malam hari.

Tidak cukup tidur secara teratur dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan jangka panjang, termasuk:

  • lebih sering sakit
  • tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • diabetes
  • penyakit jantung
  • kegemukan
  • depresi

Efek samping terlalu banyak tidur

Sementara efek samping dari kurang tidur telah lama diketahui, para peneliti sekarang sedang menyelidiki konsekuensi kesehatan yang terkait dengan terlalu banyak tidur.

Anda mungkin tidur terlalu banyak jika Anda membutuhkan lebih dari 8 hingga 9 jam tidur secara teratur dan mungkin membutuhkan tidur siang di atas jumlah ini.

Tidur terlalu banyak dapat menyebabkan banyak efek samping yang sama seperti tidur terlalu sedikit, termasuk:

  • depresi
  • sifat lekas marah
  • masalah kardiovaskular

Baca juga: Berapakah Suhu Kamar yang Ideal untuk Tidur Nyenyak?

Selain itu, tidur berlebih yang Anda butuhkan mungkin merupakan tanda dari kondisi kesehatan mendasar yang terkait. Beberapa kemungkinannya antara lain:

  • kecemasan
  • depresi
  • apnea tidur
  • penyakit Parkinson
  • diabetes
  • penyakit jantung
  • kegemukan
  • gangguan tiroid
  • asma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Health
Kylian Mbappe Sakit Dilarikan ke RS karena Gangguan Lambung Gastroenteritis, Penyakit Apa Itu?
Kylian Mbappe Sakit Dilarikan ke RS karena Gangguan Lambung Gastroenteritis, Penyakit Apa Itu?
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau