Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Kleine-Levine (Sindrom Putri TIdur)

Kompas.com - 21/11/2021, 21:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sindrom Kleine-Levin (KLS) atau sindrom putri tidur adalah gangguan langka yang menyebabkan periode kantuk berlebihan secara berulang.

Melansir Healthline, dalam beberapa kasus seseorang dapat menghabiskan hingga 20 jam untuk tidur.

Itulah sebabnya, kondisi ini umum disebut "sindrom putri tidur".

Baca juga: Sindrom Putri Tidur, Gangguan Langka yang Sebabkan Tidur Berlebihan

Selain itu, KLS juga dapat menghasilkan perubahan perilaku dan kebingungan.

KLS dapat menyerang siapa saja. Namun, umumnya remaja laki-laki lebih sering mengalami kondisi ini. Hampir sekitar 70 persen orang dengan gangguan ini adalah laki-laki.

Gejala

KLS dapat bermula seperti flu. Gejala utama yang timbul adalah rasa kantuk berlebihan yang mengharuskan penderitanya tidur dalam jangka waktu yang sangat lama.

Umumnya, sekitar lebih dari 18 jam dalam sehari.

Beberapa perubahan lain secara kognitif dan perilaku yang menyertai tidur berlebihan, yaitu:

  • peningkatan nafsu makan: hiperfagia atau peningkatan fokus pada makanan dan peningkatan asupan makanan. Penderita KLS akan makan apapun yang ditawarkan, khususnya makanan manis. Asupan makan dapat meningkat sebanyak enam hingga delapan kali sehari.
  • peningkatan dorongan seks: penderita KLS juga sering mengalami hiperseksualitas dan cenderung terjadi pada laki-laki ketimbang perempuan. Hiperseksualitas dapat melibatkan komentar seksual, sering masturbasi, dan dorongan seksual yang tidak diinginkan.
  • halusinasi: saat episode KLS, penderita dapat mengalami derealisasi atau perasaan disosiatif bahwa mereka terlepas dari dunia sekitar.
  • iritabilitas dan kekanak-kanakan: orang dengan KLS juga umumnya mudah tersinggung atau agresif, khususnya jika tidak diberi makan. Ledakan juga dapat bersifat ofensif, kasar, atau seksual secara verbal.
  • cemas atau depresi: penderita KLS bisa jadi menarik diri karena tidak dapat bersosialisasi seperti biasanya. Sebanyak 15 persen penderita KLS memiliki keinginan untuk bunuh diri.
  • amnesia: beberapa penderita KLS mungkin tidak mengingat pengalaman saat gangguan terjadi.

Baca juga: Alami 12 Kondisi Tidur Ini? Sebaiknya Konsultasikan dengan Dokter

Gejala dapat mereda saat gangguan berakhir dan kembali ke suasana hati dan sikap biasa. Beberapa dari mereka juga mungkin mengalami kehilangan memori yang berkelanjutan.

Penyebab

Belum diketahui pasti penyebab KLS, tapi terdapat beberapa faktor tertentu yang meningkatkan terjadinya risiko gangguanini.

KLS mungkin timbul akibat cedera pada hipotalamus.

Hipotalamus berperan untuk mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.

Cedera jatuh atau benturan pada kepala dapat menyebabkan kondisi ini. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memverifikasi dugaan tersebut.

Selain itu, beberapa penderita KLS mengalami kondisi ini setelah terkena infeksi seperti flu. Beberapa peneliti menduga bahwa KLS bisa jadi termasuk dalam lingkup gangguan autoimun.

Autoimun adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.

KLS juga dapat bersifat genetik saat kondisi ini dapat memengaruhi lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga.

Diagnosis

Seseorang dapat didiagnosis dengan KLS jika memenuhi kriteria terhadap hipersomnia berulang:

Baca juga: Bukan Klenik, Inilah Penyebab Seseorang Tidur Sambil Berjalan

  • episode kantuk berlebihan yang berlangsung antara dua hari dan lima minggu
  • episode terjadi setidaknya sekali setiap 18 bulan dan sering
  • perbedaan perilaku saat terjadinya episode dan setelahnya.

Selain itu, seseorang juga harus memiliki kondisi berikut:

  • rasa lapar berlebihan dan makan yang kompulsif
  • hiperseksualitas
  • gangguan kognisi seperti kebingungan (linglung) atau halusinasi
  • lekas marah atau agresif.

Dokter juga mungkin akan melakukan tes tidur untuk mengukur aktivitas listrik dalam otak. Penderita KLS akan mengalami aktivitas otak yang melambat sebanyak 70 persen saat tidur.

Penderita KLS juga umumnya memiliki ingatan yang buruk.

Perawatan

Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan untuk mengelola gejala. Pengobatan dapat membantu mengurangi durasi episode dan mencegah yang berikutnya.

Salah satu obat yang mungkin diberikan adalah pil stimulan untuk meningkatkan kesadaran dan efektif untuk mengurangi kantuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau