KOMPAS.com – Gejala diabetes penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin penyakit kronis ini.
Ada cukup banyak kondisi yang bisa dicurigai sebagai gejala diabetes.
Ketika memiliki kondisi yang bisa menjadi gejala diabetes ini, siapa saja baik untuk dapat segera menemui dokter.
Baca juga: 9 Tes untuk Diagnosis Diabetes yang Bisa Dilakukan
Dokter bisa membantu memastikan penyebab keluhan yang dialami dan memberikan saran pengobatan paling tepat.
Bagaimana pun, cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang memiliki diabetes atau tidak adalah melakukan tes kadar gula darah.
Diabetes kerap disebut sebagai silent killer karena gejalanya memang seringkali tak disadari padahal penyakit ini bisa begitu mematikan.
Berikut ini adalah ragam gejala diabetes yang perlu diwaspdai:
Sering buang air kecil (BAK) bisa menjadi tanda kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia.
Melansir Health Line, kadar gula darah yang berlebihan bisa membuat organ ginjal tidak bisa menyerap semua gula kembali ke dalam darah, sehingga ada sebagian gula yang dikeluarkan dalam urine.
Gula yang keluar dalam urine memiliki sifat osmotik, yakni menarik lebih banyak banyak cairan untuk turut dikeluarkan melalui urine.
Alhasil, penderita diabetes bisa mengalami sering buang air kecil atau polyuria.
Jika pada kondisi normal orang dewasa rata-rata hanya buang air kecil sebanyak 4-7 kali per hari atau 24 jam, penderita diabetes bisa kencing lebih dari itu dalam sehari.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Sering Buang Air Kecil?
Sering haus juga bisa menjadi gejala gula darah tinggi.
Sering buang air kecil akibat peningkatan kadar gula darah bisa membuat tubuh mengirim sinyal ras haus ke otak secara berulang-ulang.
Repons ini pun dapat membuat penderita diabetes lebih sering minum.
Pada ujungnya, peningkatan asupan air dapat membuat penderita diabetes lebih sering lagi buang air kecil.
Pada awalnya, seseorang mungkin tidak memperhatikan bahwa dirinya buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Salah satu tanda peringatan kunci adalah jika sering buang air kecil sudah mulai membangunkan seseorang dari tidur dan terasa menguras tingkat energi.
Baca juga: 7 Penyebab Sering Haus yang Perlu Diwaspadai
Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di mata yang dapat jadi penyebab mata kabur.
Penglihatan kabur ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata.
Jika seseorang dengan diabetes pergi tanpa pengobatan, kerusakan pada pembuluh darah di mata bisa menjadi lebih parah dan kehilangan penglihatan permanen pada akhirnya dapat terjadi.
Saat terkena diabetes, berat badan seseorang bisa turun drastis. Hal itu disebabkan karena adanya gangguan insulin.
Jadi, jangan terlalu gembira jika Anda yang mengalami obesitas mendapati berat badan turun secara tiba-tiba karena bisa jadi gejala diabetes.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Berat Badan Turun?
Rasa gatal dikaitkan dengan respons tubuh terhadap kadar gula dalam darah yang melonjak.
Ketika frekuensi buang air kecil meningkat, tubuh cenderung akan kehilangan banyak cairan.
Kondisi ini bisa menjadi pemicu kulit kering dan muncul rasa gatal-gatal.
Sering lapar juga bisa menjadi gejala diabetes.
Diabetes bisa menyebabkan sering lapar karena tidak tersedia cukup hormon insulin yang bertanggung jawab menarik glukosa atau gula ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
Dilansir dari Medical News Today, saat seseorang makan, tubuhnya akan mengubah makanan menjadi gula atau glukosa.
Tubuh kemudian menggunakan insulin untuk mendapatkan glukosa dari aliran darah masuk ke sel-sel.
Sel-sel menggunakan glukosa ini untuk pembentukan energi dan mendukung fungsi tubuh normal.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Sering Lapar?
Nah, jika seseorang menderita diabetes, tubuhnya tidak dapat memproduksi insulin (diabetes tipe 1) atau tidak menggunakan insulin dengan benar (diabetes tipe 2).
Oleh karena itu, glukosa akan tetap berada di aliran darah lebih lama dan dikeluarkan daripada masuk ke dalam sel. Ini berarti bahwa sel tidak memiliki energi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik.
Ketika kondisi terjadi, sel-sel dalam tubuh pun akan memberi sinyal bahwa seseorang harus terus makan agar sel-sel bisa mendapatkan glukosa yang dibutuhkan.
Alhasil, seseorang pada akhirnya bisa merasa mudah lapar atau sering lapar.
Keluar keringan berlebih bisa menjadi gejala diabetes lainnya.
Kondisi ini salah satunya bisa terjadi ketika penderita diabetes telah mengalami kerusakan sistem saraf.
Kadar gula darah terlalu tinggi kronis (dalam waktu yang terlalu lama) dapat menyebabkan kerusakan fungsi saraf yang dikenal sebagai neuropati diabetik.
Menurut American Diabetes Association (ADA), sekitar setengah dari penderita diabetes mengalami beberapa bentuk kerusakan saraf atau neuropati.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Gangguan Ingatan?
Kerusakan saraf yang mengontrol kelenjar keringat bisa menyebabkan saraf mengirimkan pesan yang salah ke kelenjar keringat, atau tidak sama sekali.
Hal ini pun dapat menyebabkan keringat berlebih atau terlalu sedikit pada penderita diabetes.
Maka dari itu, kondisi berkeringat berlebihan maupun terlalu sedikit berkeringat tanpa alasan yang jelas, bisa menjadi tanda bahwa seseorang perlu memeriksakan diri ke dokter.
Kadar gula darah tinggi dapat membuat ginjal harus bekerja ekstra untuk menyaring gula.
Gula ini pun sering diekskresikan ke dalam urine.
Diabetes memberi tekanan pada ginjal dan dapat menyebabkan penyakit ginjal.
Penyakit ginjal sering didiagnosis dengan mengukur keberadaan protein tertentu dalam urine.
Protein inilah yang dapat mengubah penampilan atau bau urine.
Baca juga: 10 Penyebab Urine Keruh, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Penyakit Ginjal
Banyak orang mungkin sudah mengetahui bahwa penyembuhan luka yang lambat bisa jadi gejala diabetes.
Ini karena kadar gula tinggi dalam darah dapat merusak saraf dan pembuluh darah tubuh.
Kondisi ini dapat mengganggu sirkulasi darah. Akibatnya, penyembuhan luka mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk sembuh.
Penyembuhan luka yang lambat juga meningkatkan risiko infeksi.
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi sirkulasi darah dan merusak saraf tubuh.
Pada penderita diabetes, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit atau sensasi kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.
Kondisi ini dikenal sebagai neuropati dan dapat memburuk dari waktu ke waktu.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi?
Bercak kulit gelap yang terbentuk di lipatan leher, ketiak, atau selangkangan juga bisa menandakan risiko diabetes yang lebih tinggi pada seseorang.
Bercak ini mungkin terasa sangat lembut.
Kondisi kulit ini dikenal sebagai acanthosis nigricans.
Siapa saja dapat memeriksakan diri ke dokter jika mengalami tanda-tanda di atas.
Gejala diabetes seringkali muncul sebagai keluhan yang sifatnya biasa, tidak istimewa atau khusus, sehingga sering terabaikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.