Baru pada 20 September 2021, statusnya diganti sebagai varian yang dalam pemantauan (VUM).
Mengutip Kompas.com, para peneliti dalam studi ini berasal dari New York City Department of Helath and Mental Hygiene dan Mailman School of Public Health, Columbia University, AS.
Dalam temuan mereka, varian Iota memiliki kemampuan menular yang jauh lebih tinggi dibandingkan varian SARS-CoV-2 yang beredar sebelumnya.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan gejala varian Iota juga sama dengan varian Covid-19 lainnya.
Siti yang juga Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Indonesia itu menambahkan bahwa tidak ada yang spesifik dari gejalan dari varian Iota.
Baca juga: Susah Payah Transpuan Terhimpit di Pusaran HIV/AIDS dan Covid-19
Varian Mu memiliki kode varian B.1.621 yang kasusnya pertama kali ditemukan di Colombia pada Januari 2021.
Mengutip ABC News, varian Mu ditetap sebagai varian yang menarik (VOI) oleh WHO pada Agustus 2021.
Sejak itu, varian Mu telah ditemukan di setidaknya 50 negara, tetapi mewakili kurang dari 0,5 persen kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Klasifikasinya sebagai VOI berarti memiliki mutasi yang diprediksi atau diketahui mempengaruhi karakteristik virus, sepert penularan, keparahan, dan kekebalan, dan bertanggung jawab atas infeksi komunitas yang signifikan di banyak negara.
Pada saat penetapannya sebagai VOI, WHO mengatakan varian Mu memiliki "konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.