Konsultan Bedah Saraf Tulang Belakang RSU Bunda ini juga menyebutkan, saraf tulang belakang bisa mengalami kerusakan sekunder akibat penderita terlambat mendapatkan ditangani tim medis atau penanganan medis tidak tepat.
Akibatnya, kerusakan saraf yang semestinya ringan menjadi lebih berat dan dampak kerusakannya bisa permanen.
“Dalam beberapa menit setelah kecelakaaan atau cedera, jika penderita tidak segera ditangani, pengiriman nutrisi dan oksigen ke sel saraf terhambat. Akibatnya, sel saraf akhirnya mati permanen,” jelas dia.
Selain itu, spinal cord injury yang tidak segera mendapatkan penanganan medis tepat dan cepat bisa menyebabkan sel saraf rusak sendiri.
Kondisi ini disebabkan kerusakan saraf memantik produksi bahan kimia beracun yang disebut zat radikal bebas.
Baca juga: Cedera Kepala, Kapan Perlu Waspada?
Wawan menyampaikan sel saraf pusat, termasuk yang terdapat di sumsum tulang belakang, ketika sudah mati tidak dapat digantikan sel baru yang sehat.
Ketika sel saraf tulang belakang rusak, penderita bisa mengalami gangguan fungsi sensorik (mati rasa) dan gangguan fungsi motorik (gerak). Berikut beberapa imbasnya:
Tak hanya terdampak langsung kerusakan saraf tulang belakang, penderita spinal cord injury juga bisa mengalami luka akibat tubuh terlalu lama berbaring (decubitus).
Bahaya spinal cord injury lainnya yakni penderita rawan terkena infeksi karena daya tahan tubuhnya melemah dan tekanan darah rawan melonjak. Kondisi ini apabila tidak dikontrol dapat mengancam jiwa.
Baca juga: 6 Obat Keseleo Alami untuk Cedera Ringan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.