Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Cedera Kepala yang Tidak Dapat Disepelekan

Kompas.com - 26/12/2021, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Efek cedera kepala

Cedera kepala dapat menyebabkan beberapa efek berbeda terhadap setiap orang sesuai tingkat keparahannya.

Mengutip Mayo Clinic, cedera kepala dapat memiliki efek fisik dan psikologis yang luas.

Beberapa efeknya mungkin muncul segera setelah peristiwa kecelakaan, sementara yang lain mungkin muncul beberapa hari atau minggu kemudian.

Efek cedera kepala ringan

Fisik:

  • Sakit kepala.
  • Mual atau muntah.
  • Kelelahan atau mengantuk.
  • Kesulitan berbicara.
  • Pusing atau kehilangan keseimbangan.

Sensorik:

  • Masalah sensorik, seperti penglihatan kabur, telinga berdenging, rasa tidak enak di mulut atau perubahan kemampuan mencium.
  • Lebih sentitif terhadap cahaya atau suara.

Efek kognitif, perilaku atau mental:

  • Kehilangan kesadaran selama beberapa detik hingga beberapa menit.
  • Tidak ada kehilangan kesadaran, tetapi keadaan linglung, bingung atau disorientasi.
  • Mengalami masalah memori atau konsentrasi.
  • Suasana hati mudah berubah.
  • Merasa tertekan atau cemas.
  • Sulit tidur.
  • Lama tidur tidak biasa.

Baca juga: Sindrom Kepala Meledak

Efek cedera kepala sedang hingga berat

Efek cedera kepala sedang hingga berat dapat mencakup salah satu efek cedera kepala ringan.

Fisik:

  • Kehilangan kesadaran dari beberapa menit hingga berjam-jam.
  • Sakit kepala persisten atau sakit kepala yang memburuk.
  • Muntah atau mual berulang.
  • Kejang-kejang.
  • Pelebaran salah satu atau kedua pupil mata.
  • Cairan bening mengalir dari hidung atau telinga.
  • Ketidakmampuan untuk bangun dari tidur.
  • Kelemahan atau mati rasa pada jari tangan dan kaki.
  • Kehilangan koordinasi.

Kognitif atau mental:

  • Kebingungan yang mendalam.
  • Agitasi, sikap agresif, atau perilaku tidak biasa lainnya.
  • Bicara cadel.
  • Koma dan gangguan kesadaran lainnya, seperti kondisi vegetatif (gangguan fungsi otak kronis), locked-in syndrome (kondisi kelainan neurologis di mana seseorang sadar dan dapat berpikir dan bernalar, tetapi tidak dapat berbicara atau bergerak).

Baca juga: Cedera Kepala, Kapan Perlu Waspada?

Perawatan cedera kepala

Istilah "ringan", "sedang", dan "parah" dalam cedera kepala digunakan untuk menggambarkan efeknya pada fungsi otak.

Namun mengutip Mayo Clinic, cedera ringan pada otak masih merupakan cedera serius yang memerlukan perhatian segera dan diagnosis yang akurat.

Mengutip Healthline, perawatan untuk cedera kepala dapat meliputi:

Pengobatan

Jika pernah mengalami cedera kepala parah, Anda mungkin akan diberikan obat anti kejang karena Anda berisiko mengalami kejang dalam seminggu setelah cedera.

Anda mungkin diberikan diuretik, jika cedera kepala Anda telah menyebabkan penumpukan tekanan di otak.

Diuretik menyebabkan Anda mengeluarkan lebih banyak cairan. Ini dapat membantu meringankan beberapa tekanan.

Baca juga: Cedera Kepala Ringan

Pembedahan

Mungkin dokter perlu melakukan operasi darurat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada otak Anda, misalnya untuk:

  • Menghilangkan hematom
  • Memperbaiki tengkorak
  • Melepaskan sebagian tekanan di tengkorak.

Rehabilitasi

Jika pernah mengalami cedera otak yang parah, kemungkinan besar memerlukan rehabilitasi untuk mendapatkan kembali fungsi otak secara penuh.

Jenis rehabilitasi didaptkan bergantung pada fungsi apa yang hilang akibat cedera kepala tersebut.

Orang yang pernah mengalami cedera kepala yang parah akan sering membutuhkan bantuan untuk mendapatkan kembali mobilitas dan kemampuan berbicara.

Baca juga: Cedera Kepala Berat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau