Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa penambahan berat badan secara signifikan terkait dengan diet.

2. Bau mulut

Mengutip Healthline, kelebihan protein yang dikonsumsi dapat menyebabkaan bau mulut, terutama jika dibarengi dengan membatasai asupan karbohidrat.

Hal ini bisa jadi karena metabolisme tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.

Ketosis menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Menyikat gigi dan berkumur tidak akan menghilangkan baunya dalam sekejap.

Seseorang dapat menggandakan asupan air, menyikat gigi lebih sering, dan mengunyah permen karet untuk mengatasi beberapa efek bau mulut ini.

Baca juga: Malnutrisi Energi Protein

3. Sembelit

Mengutip Healthline, diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat.

Meningkatkan asupan air dan serat dapat membantu mencegah sembelit. Melacak pergerakan usus Anda mungkin bisa membantu.

4. Diare

Mengutip Healthline, makan terlalu banyak susu atau makanan olahan, ditambah dengan kekurangan serat, dapat menyebabkan diare.

Diare parah dapat terjadi jika tubuh individu tidak toleran laktosa atau mengkonsumsi sumber protein, seperti daging goreng, ikan, dan unggas.

5. Dehidrasi

Mengutip Healthline, tubuh yang kelebihan protein akan mengeluarkan lebih banyak nitrogen dengan cairan dan air.

Hal ini dapat membuat dehidrasi, meskipun kamu mungkin tidak merasa lebih haus dari biasanya.

Sebuah studi kecil 2002 yang melibatkan atlet menemukan bahwa ketika asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun.

Namun, sebuah penelitian 2006 menyimpulkan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein memiliki dampak minimal pada hidrasi.

Risiko atau efek ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan asupan air, terutama jika kamu adalah orang yang aktif.

Terlepas dari konsumsi protein, selalu penting untuk minum banyak air sepanjang hari.

Baca juga: 8 Sayuran yang Mengandung Protein Tinggi

6. Kerusakan ginjal

Mengutip Healthline, tidak ada studi utama yang menghubungkan asupan protein tinggi dengan kerusakan ginjal pada individu yang sehat.

Namun orang dengan penyakit ginjal sebelumnya dapat mengalami kerusakan ginjal, jika tubuhnya kelebihan protein.

Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk sisa metabolisme protein.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau