Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kebiasaan Sepele yang Bisa Sebabkan Serangan Jantung

Kompas.com - 29/01/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Serangan jantung adalah salah satu penyakit yang sering kali membunuh seseorang secara tiba-tiba.

Sebenarnya, serangan jantung dapat dicegah dengan makan makanan yang sehat dan olahraga teratur.

Namun, dikutip dari Everyday Health, beberapa kebiasaan dapat merusak usaha itu dan memicu serangan jantung.

“Sejumlah aktivitas yang tidak dipikirkan dua kali dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung,” kata Kevin R Campbell, ahli elektrofisiologi jantung di North Carolina Heart and Vascular, UNC Health Care di Raleigh.

Baca juga: Nyeri Lengan Kiri Bisa Jadi Gejala Serangan Jantung, Kenali Gejalanya

1. Duduk sepanjang hari

Ilustrasi duduk sakit pinggangspukkato Ilustrasi duduk sakit pinggang

Mengutip Everyday Health, dibandingkan dengan orang aktif bergerak, mereka yang cenderung memiliki kebiasaan duduk selama 5 jam atau lebih sepanjang hari memiliki risiko serangan jantung 2 kali lipat.

Hal itu menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2014 di American Heart Association (AHA), jurnal "Circulation: Heart Failure".

Jika pererjaanmu mengharuskanmu untuk duduk sepanjang hari, dianjurkan kamu untuk berdiri, berjalan-jalan sedikit selama 5 menit setiap jam.

Perubahan kecil dalam rutinitas tersebut bermanfaat untuk melindungi diri terhadap efek negatif tubuh yang tidak banyak bergerak, seperti:

  • Menjaga arteri fleksibel
  • Darah mengalir dengan baik.

Hal itu menurut sebuah penelitian Universitas Indiana yang diterbitkan pada Agustus 2014 di Medicine & Science in Sports & Exercise.

Baca juga: Apa Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung?

2. Terlalu banyak minum alkohol

Minuman beralkohol menjadi salah satu jenis minuman yang dapat memicu lonjakan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.SHUTTERSTOCK Minuman beralkohol menjadi salah satu jenis minuman yang dapat memicu lonjakan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

Mengutip Everyday Health, minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan:

  • Tekanan darah tinggi
  • Stroke
  • Obesitas

Semua kondisi tersebut meningkatkan risiko penyakit jantung.

AHA melaporkan bahwa minum alkohol berlebihan dapat mengganggu ritme jantung normal individu dan menyebabkan gagal jantung.

Takaran minum alkohol berlebihan untuk pria lebih dari 2 gelas sehari dan 1 gelas untuk wanita.

Tidak apa-apa untuk sesekali menikmati koktail atau segelas wine, tetapi kamu dapat melindungi jantung dengan tetap berpegang pada pedoman AHA.

Baca juga: 3 Gejala Serangan jantung Atipikal yang Harus Diwaspadai

3. Terlalu stres

Banyak orang mengekspresikan depresi lewat rasa frustrasi, kemarahan, dan mudah terganggu. Masing-masing emosi tersebut bisa menjawab kenapa kita menangis tiba-tiba ketika mengalami depresi.PIXABAY/VICTORIA_BORODINOVA Banyak orang mengekspresikan depresi lewat rasa frustrasi, kemarahan, dan mudah terganggu. Masing-masing emosi tersebut bisa menjawab kenapa kita menangis tiba-tiba ketika mengalami depresi.

Mengutip Everyday Health, kebiasaan stres memacu tubuh untuk melepaskan adrenalin, yang untuk sementara memengaruhi fungsi tubuhmu, yaitu:

  • Detak jantung meningkat
  • Tekanan darah meningkat.

Dr Campbell mengatakan bahwa seiring waktu, terlalu banyak stres dapat merusak pembuluh darah di jantung, meningkatkan risiko serangan jantung, dan stroke.

Untuk meminimalkan efek berbahaya dari stres, AHA merekomendasikan hal berikut:

  • Berbagi cerita: bagikan perasaanmu dengan berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang tepercaya.
  • Olahraga: meredakan ketegangan mental dengan melakukan aktivitas fisik. Sekitar 30 menit latihan intensitas sedang selama beberapa hari dalam seminggu.
  • Rencanakan harimu: prioritaskan tugas dan rencanakan ke depan untuk membantu mencegah terburu-buru menyelesaikan semua hal.

Baca juga: Perbedaan Gejala Serangan Jantung pada Wanita dan Pria

4. Tidak flossing

Ilustrasi dental flossing untuk mencegah karang gigifreepik Ilustrasi dental flossing untuk mencegah karang gigi

Mengutip Everyday Health, kebiasaan flossing itu penting, tetapi manfaatnya tidak hanya untuk gigi.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Mei 2014 di Journal of Periodontal Research menemukan bahwa orang dengan penyakit jantung koroner adalah yang menggunakan benang gigi lebih sedikit.

Apa hubungannya? Studi tertentu, termasuk yang diterbitkan pada Juli 2013 di International Scholarly Research Notices menemukan pengaruhnya.

Dr Campbell menerangkan bahwa bakteri yang terkait dengan penyakit gusi meningkatkan peradangan dalam tubuh dan peradangan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Baca juga: Serangan Jantung Berulang Rawan Fatal, Kenali Penyebabnya

5. Berlebihan konsumsi garam

ilustrasi garam. ketahui cara menggarami masakan yang tepat. FREEPIK/Racool_studio ilustrasi garam. ketahui cara menggarami masakan yang tepat.

Mengutip Everyday Health, natrium yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, faktor risiko penyakit jantung.

National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) melaporkan bahwa makanan yang menyumbang sebagian besar garam adalah makanan olahan, meliputi:

  • Sayuran dan sup kalengan
  • Daging deli
  • Makanan beku
  • Keripik dan makanan ringan asin lainnya.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk membaca label nutrisi, membandingkan produk, memilih yang memiliki nilai natrium harian terendah.

Aturan praktis dari AHA, yaitu agar mengonsumsi kurang dari 1.500 mg sodium per hari.

Sedangkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan menganjurkan mengkonsumsi garam 2000 mg natrium per orang per hari.

Baca juga: 8 Ciri-ciri Serangan Jantung, Tak Hanya Nyeri Dada

6. Kurang tidur

Ilustrasi tidur.PEXELS/ANDREA PIACQUADIO Ilustrasi tidur.

Mengutip Everyday Health, jantung bekerja keras sepanjang hari dan kamu tidak cukup tidur, maka sistem kardiovaskular tidak mendapatkan istirahat yang dibutuhkan.

Denyut jantung dan tekanan darah menurun selama fase pertama tidur (fase non-REM), kemudian naik dan turun sebagai respons terhadap mimpimu selama fase kedua (tidur REM).

Perubahan tersebut sepanjang malam tampaknya meningkatkan kesehatan kardiovaskular, menurut NHLBI.

Dr Campbell menjelaskan bahwa kebiasaan kurang tidur kronis juga dapat menyebabkan tingkat kortisol dan adrenalin yang tinggi, mirip dengan tingkat yang kamu alami dalam situasi stres.

Dia merekomendasikan agar orang dewasa tidur 7-8 jam setiap malam.

Sedangkan, remaja dan dewasa muda setidaknya memiliki waktu tidur selama 9-10 jam.

Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh Usai Alami Serangan Jantung

7. Merokok

Ilustrasi merokok yang bisa menjadi penyebab emfisema.Shutterstock Ilustrasi merokok yang bisa menjadi penyebab emfisema.

Mengutip Eat This, kebiasaan merokok menurut Penn Medicine adalah salah satu faktor risiko terbesar penyakit jantung, bertanggung jawab atas hampir sepertiga kematian terkait penyakit jantung.

Setiap kali kamu menghirup sebatang rokok, kamu memasukkan lebih dari 5.000 bahan kimia ke dalam tubuh, yang banyak di antaranya berbahaya bagi kesehatan.

Salah satu bahan kimia tersebut adalah karbon monoksida.

Karbon monoksida menurunkan jumlah oksigen dalam sel darah merah, yang bisa merusak jantung.

Hal itu juga meningkatkan jumlah kolesterol di arteri, faktor risiko lain untuk penyakit jantung.

"Dan vaping bukanlah alternatif yang sehat," kata Penn Medicine.

"Dengan menggunakan rokok elektrik, Anda masih mengekspos diri Anda pada nikotin, racun, logam, dan kontaminan lainnya, yang semuanya berbahaya bagi kesehatan Anda," terangnya.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit jantung yang berhubungan dengan merokok, menurutnya adalah berhenti merokok.

Baca juga: 6 Gejala Serangan Jantung Saat Tidur yang Perlu Diwaspadai

Gejala serangan jantung

Mengutip CDC, gejala utama serangan jantung meliputi:

  1. Nyeri dada. Sebagian besar serangan jantung melibatkan ketidaknyamanan di bagian tengah atau kiri dada yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit atau yang hilang dan muncul kembali. Ketidaknyamanan bisa terasa seperti tekanan yang tidak nyaman, meremas, sesak, atau rasa sakit.
  2. Merasa lemah, pusing, atau pingsan. Anda juga bisa berkeringat dingin.
  3. Nyeri atau ketidaknyamanan di rahang, leher, atau punggung.
  4. Nyeri atau ketidaknyamanan pada satu atau kedua lengan atau bahu.
  5. Sesak napas. Ini sering disertai dengan ketidaknyamanan dada, tetapi sesak napas juga dapat terjadi sebelum ketidaknyamanan di dada terjadi.

Gejala lain dari serangan jantung bisa termasuk kelelahan yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan, lalu mual atau muntah.

Sementara itu, wanita lebih cenderung memiliki gejala lain ini.

Baca juga: Apa Beda Nyeri Dada karena GERD dan Serangan Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau