Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Gangguan Stres Akut, Gejala hingga Pencegahannya

Kompas.com - 10/10/2022, 17:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa sangat terpukul, ketakutan hingga menutup diri selama beberapa waktu setelah mengalami peristiwa traumatis?

Kondisi mental yang mungkin pernah Anda alami itu disebut dengan gangguan stres akut (ASD).

Gangguan stres akut sering dianggap mirip dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Namun, ASD dan PTSD adalah diagnosis yang berbeda.

Baca juga: 7 Faktor Pemicu Gangguan Stres Pasca Trauma

Seseorang dengan gangguan stres akut mengalami tekanan psikologis secara langsung setelah peristiwa traumatis. ASD juga merupakan kondisi sementara yang biasanya bertahan 3 hari sampai 1 bulan setelah kejadian.

Kendati demikian, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala psikologis dan berkembang menjadi gangguan stres pasca-trauma (PTSD) apabila tidak tertangani.

Gejala gangguan stres akut (ASD)

Orang dengan gangguan stres akut mengalami gejala yang mirip dengan gangguan stres pasca-trauma dan masalah kesehatan mental lainnya.

Namun, ada lima hal yang masuk dalam gejala umum gangguan stres akut, yaitu:

  1. Gejala intrusi: ini terjadi ketika seseorang tidak dapat move on dari pengalaman traumatis. Orang tersebut terus gelisah karena selalu teringat atau terbayang akan peristiwa yang membuatnya berdesih atau ketakutan.
  2. Memiliki suasana hati yang negatif: seseorang diliputi pikiran negatif, kesedihan, dan suasana hati yang buruk.
  3. Gejala disosiatif: menjauh dari lingkungan sosial, kurangnya kesadaran akan kondisi lingkungan sekitar, ketidakmampuan untuk mengingat beberapa bagian dari peristiwa traumatis.
  4. Gejala penghindaran: orang dengan gejala ini sengaja menghindari pikiran, perasaan, orang, atau tempat yang mereka kaitkan dengan peristiwa traumatis.
  5. Gejala gairah: mencakup insomnia atau gangguan tidur lainnya, sulit berkonsentrasi, mudah marah atau agresif. Beberapa orang juga lebih gelisah dan mudah terkejut.

 

Orang dengan gangguan stres akut berisiko memiliki kondisi yang kian parah karena mengalami gangguan kesehatan mental tambahan, seperti kecemasan dan depresi.

Kecemasan pada penderita ASD ditunjukkan dengan gejala seperti kekhawatiran berlebihan, lelah berkepanjangan, gelisah, sulit berkonsentrasi, hingga merasakan kekhawatiran akan malapetaka.

Sementara itu, gejala depresi pada orang dengan ASD yaitu perasaan putus asa, mati rasa, menangis tiba-tiba, kehilangan minat pada aktivitas favorit, perubahan napsu makan, hingga keinginan menyakiti diri atau bunuh diri.

Baca juga: 9 Fakta Bagaimana Stres Mempengaruhi Kesehatan Anda

Penyebab gangguan stres akut (ASD)

Ada beberapa peristiwa traumatis yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami gangguan stres akut, antara lain:

  1. kematian orang yang dicintai
  2. ancaman kematian atau cedera serius
  3. bencana alam
  4. kecelakaan kendaraan bermotor
  5. kekerasan seksual, pemerkosaan, atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
  6. selamat dari cedera otak traumatis

Faktor risiko

Seseorang dapat mengalami gangguan stres akut kapan saja dalam hidup mereka. Namun, ada beberapa faktor risiko yang memicu ASD, antara lain:

  1. pernah menjadi korban atau menyaksikan kekerasan
  2. adanya riwayat kesehatan mental lainnya
  3. riwayat reaksi disosiatif terhadap peristiwa traumatis masa lalu
  4. berusia kurang dari 40 tahun
  5. berjenis kelamin perempuan

Pengobatan gangguan stres akut

Seseorang yang mengalami peristiwa traumatis harus segera mencari bantuan psikiater atau profesional yang menangani kesehatan mental.

Perawatan ASD berfokus pada mengatasi gejala dan mencegah gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa pengobatan untuk gangguan stres akut:

  1. Terapi perilaku kognitif (cbt): terapi ini banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kejiwaan, termasuk stres, depresi, dan gangguan kecemasan.
  2. Latihan meditasi atau pernapasan agar orang dengan ASD dapat mengelola stres dan kecemasan.
  3. Obat-obatan: psikiater mungkin meresepkan antidepresan atau antikonvulsan untuk membantu mengobati gejala orang dengan gangguan stres akut.

Baca juga: Mengatasi Stres Orangtua Mengasuh Anak ADHD

Cara mencegah gangguan stres akut

Seseorang mungkin tidak dapat menghindari kejadian traumatis dalam hidupnya. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko atau mencegah kondisi ASD semakin memburuk, yaitu:

  1. berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental setelah mengalami peristiwa traumatis
  2. mencari dukungan dari keluarga dan teman
  3. melakukan terapi
  4. latihan meditasi
  5. melakukan pelatihan apabila Anda bekerja di tempat berisiko tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com