Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2022, 19:01 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana sejumlah obat sirup atau cair yang sudah bertahun-tahun digunakan aman belakangan dilaporkan bisa tercemar atau mengandung zat etilen glikol dan dietilen glikol?

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil penyelidikan menunjukkan, sejumlah penderita gagal ginjal akut pada anak mengonsumsi obat sirup atau cair mengandung etilen glikol dan dietilen glikol dengan kadar di atas ambang batas normal.

Ketiganya kemungkinan muncul dari cemaran pelarut obat sirup atau cair seperti propilen glikol, polietilen glikol, gliserin, atau sorbitol. Untuk diketahui, pencermar etilen glikol dan dietilen glikol lazim muncul dalam proses pembuatan bahan pelarut obat sirup atau cair.

Baca juga: Kemenkes: 156 Obat Sirup atau Cair yang Aman menurut BPOM Boleh Dikonsumsi

Namun, agar tetap aman digunakan, ada aturan ambang batas yang harus dipenuhi. Kadar toleransi cemaran pada gliserin sebesar 0,1 persen. Sedangkan untuk propilen glikol sebesar 0,25 persen.

Lantas, bagaimana obat sirup atau cair bisa tercemar etilen glikol atau dietilen glikol di atas ambang batas normal? Simak penjelasan pakar berikut ini.

Bagaimana obat sirup atau cair bisa tercemar etilen glikol?

Ahli bioteknologi dan kimia farmasi Bimo A. Tejo, Ph.D saat berbincang di Instagram Live Kenapa Obat Bisa Tercemar bersama dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD, Senin (24/10/2022), menjelaskan, ada dua kemungkinan penyebab obat sirup atau cair bisa mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol di atas ambang batas normal.

Penyebab pertama berasal dari sisa reaksi yang lazim muncul dalam pembuatan obat. Menurut Associate Professor di Universiti Putra Malaysia ini, dalam proses pembuatan obat, lazim muncul produk sampingan atau dikenal dengan pencemar.

“Awam terkadang memahami zat A dicampur zat B, bisa menghasilkan obat C. Padahal, yang betul-betul terjadi, ketika kita mencampur zat A dan B, hasilnya bisa obat C dan zat D, E, F, G, H, I, J, dll. Jadi, dalam satu proses produksi, ada zat pencemarnya,” jelas Bimo.

Lebih lanjut Bimo menjelaskan, produksi gliserol menggunakan bahan baku kelapa sawit. Dalam proses pembuatan minyak kelapa sawit diubah menjadi gliserol, terdapat zat sisa atau pencemar berupa etilen glikol dan dietilen glikol.

Baca juga: 5 Daftar Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol yang Dilarang BPOM

Gliserol juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan propilen glikol. Dalam pembuatan propilen glikol dari gliserol tersebut, ada juga zat sisa etilen glikol dan dietilen glikol yang dihasilkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+