Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Gejala Penyakit Peyronie, Penis Jadi Pendek hingga Susah Ereksi

Kompas.com - 07/11/2022, 22:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa penis pria dapat berubah bentuk dan berkurang secara fungsi karena penyakit peyronie?

Penyakit peyronie merupakan gangguan kesehatan organ reproduksi pria khususnya penis. Hal ini menyebabkan berbagai ketidaknyamanan, termasuk susah mendapat kepuasan secara seksual.

Penyakit Peyronie disebabkan oleh cedera penis berulang, biasanya saat berhubungan seks atau aktivitas fisik.

Baca juga: Macam-macam Penyebab Rasa Sakit Saat Penis Penetrasi di Vagina

Jika tidak diobati, penyakit peyronie dapat membuat pria kehilangan kepercayaan diri hingga depresi.

Gejala penyakit peyronie

Gejala atau tanda penyakit peyronie kemungkinan muncul tiba-tiba atau berkembang secara bertahap.

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut gejala yang paling umum dari penyakit peyronie:

  1. Jaringan parut: disebut juga sebagai plak berupa benjolan datar atau jaringan keras. Keberadaan jaringan parut ini dapat dirasakan di bawah kulit penis.
  2. Penis bengkok atau melengkung: penis pria dapat bengkok ke salah satu sisi, bisa juga melengkung ke atas atau bawah.
  3. Gangguan ereksi: penyakit peyronie membuat penis susah ereksi atau mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi). Beberapa pria mungkin juga merasa kesakitan saat ereksi.
  4. Memperpendek penis: penis tampak lebih pendek dari ukuran sebelumnya.
  5. Nyeri penis: bisa muncul kapan pun, bahkan saat pria tidak mengalami ereksi.
  6. Kelainan penis: ini termasuk penyempitan di area batang penis.
  7. Nyeri saat berhubungan seksual.

Perlu digarisbawahi, nyeri saat ereksi biasanya membaik dalam satu hingga dua tahun setelah seorang pria menerima pengobatan.

Namun, jaringan parut, ukuran penis yang sudah memendek, dan bengkok seringkali tetap ada meski sudah dilakukan perawatan.

Baca juga: 7 Fakta tentang Penis yang Jarang Diketahui Para Wanita

Faktor risiko penyakit peyronie

Selain disebabkan karena cedera penis, ada sejumlah faktor risiko yang dapat memicu penyakit peyronie, antara lain:

  1. Faktor usia, pria lansia di atas 50 tahun berisiko mengidap peyronie.
  2. Faktor genetik dari keluarga
  3. Riwayat operasi bedah atau terapi radiasi untuk mengobati kanker prostat
  4. Beberapa penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol.
  5. Kebiasaan merokok
  6. Penyalahgunaan alkohol
  7. Uretritis non-gonore: penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri selain gonorea, contohnya Chlamydia trachomatis.
  8. Melakukan hubungan seks berisiko contohnya BDSM.
  9. Memulai penetrasi sebelum penis benar-benar ereksi.

Kapan harus ke dokter?

Anda dianjurkan segera konsultasi ke dokter apabila menemui atau merasakan gejala penyakit peyronie. Perawatan dini memberi peluang untuk memperbaiki kondisi penis atau mencegah gejala memburuk.

Baca juga: Macam-macam Penyebab Balanitis atau Peradangan pada Ujung Penis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau