Mengkonsumsi ikan laut dalam jumlah besar dapat meningkatkan paparan merkuri pada seseorang.
Paparan merkuri juga meningkatkan risiko kerusakan saraf pada janin dan anak kecil yang sedang berkembang, tidak hanya penderita neuralgia.
Baca juga: 11 Makanan dan Minuman yang Pantang untuk Penderita Diabetes
Selain merkuri, racun yang menjadi perhatian adalah arsenik. Beberapa jenis beras rentan terpapar arsenik.
Sebagian besar beras, baik yang berwarna coklat atau putih, memiliki kadar arsenik tertentu di dalamnya, tetapi arsenik cenderung menumpuk di lapisan luar beras saja.
Varietas beras yang berwarna coklat memiliki kadar yang cenderung lebih tinggi.
Paparan jangka panjang terhadap arsenik anorganik telah dikaitkan dengan gangguan kulit dan peningkatan risiko kanker kulit, kandung kemih, dan paru-paru.
Paparan jangka pendek terhadap arsenik anorganik dalam jumlah yang sangat tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, memar, dan mati rasa atau nyeri saraf di tangan dan kaki.
Paparan arsenik anorganik di dalam rahim dan pada anak-anak yang sangat muda dikaitkan dengan gangguan perkembangan intelektual.
Mengutip Everyday Health, nyeri saraf Anda bisa dipicu oleh penyakit celiac yang sensitif terhadap gluten.
Penyakit celiac ini terjadi ketika usus kecil Anda rusak karena intoleransi ekstrem terhadap gluten.
Efeknya akan menyebabkan malabsorpsi nutrisi penting dan pada akhirnya kerusakan saraf bisa terjadi.
Tes penyakit celiac adalah bagian dari proses skrining neuropati (gejala gangguan atau penyakit pada saraf).
Beberapa makanan yang mengandung gluten, seperti:
Baca juga: 8 Penyebab Kerusakan Saraf yang Perlu Diwaspadai
Mengutip Ethos Health Group, makanan asin secara umum perlu dihindari penderita nyeri saraf agar tidak bertambah parah.
Endapan garam tinggi dalam aliran darah akan membatasi sirkulasi, mengakibatkan kesemutan, rasa terbakar, atau mati rasa pada saraf Anda.