KOMPAS.com - Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat seseorang sulit tidur di malam hari, tidak nyenyak, atau membuat Anda terbangun lebih awal dan tidak bisa tidur kembali.
Gangguan tidur ini tidak hanya membuat tubuh terasa lelah dan mengantuk ketika bangun, tetapi juga bisa memicu gangguan kesehatan yang lainnya.
Untuk itu, ketahui dampak insomnia bagi kesehatan yang perlu diwaspadai berikut ini.
Baca juga: 5 Cara Tidur Nyenyak dan Cepat
Disarikan dari WebMD dan The Institute of Medicine (IOM) Committee on Sleep Medicine and Research, berikut adalah beberapa dampak insomnia bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
Asma ternyata tidak hanya menjadi salah satu penyebab insomnia, tetapi juga sebaliknya.
Seseorang yang memiliki gangguan tidur kronis ini akan memiliki risiko asma yang lebih tinggi.
Memiliki kualitas tidur yang buruk akan meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti denyut jantung yang tidak beraturan, gagal jantung, hingga jantung koroner.
Mengalami masalah tidur yang berkepanjangan juga akan memicu peningkatan stres sehingga kondisi jantung semakin melemah.
Seseorang yang mengalami insomnia memiliki risiko 10 kali lipat lebih besar untuk mengalami depresi, gangguan kecemasan, hingga munculnya pikiran untuk mengakhiri hidup.
Kondisi ini disebabkan oleh perubahan suasana hati yang sangat drastis sehingga memengaruhi fungsi kognitif dan motorik.
Baca juga: Mengenal Penyebab Insomnia pada Wanita dan Cara Mengatasinya
Tekanan darah akan turun secara alami ketika tidur. Namun, kurang tidur akan mengganggu ritme alami tubuh tersebut sehingga tekanan darah cenderung tinggi dalam waktu yang lebih lama.
Menurut beberapa penelitian, akibat insomnia atau tidur dengan waktu kurang dari 5 jam setiap malam akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke hingga 45 persen.
Kurang tidur membuat tubuh memproduksi lebih sedikit hormon leptin yang berguna untuk menekan nafsu makan, dan meningkatkan hormon ghrelin yang akan meningkatkan nafsu makan.
Akibatnya, seseorang yang sulit tidur akan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga akan meningkatkan risiko obesitas.
Kekebalan tubuh akan menurun ketika seseorang tidak cukup tidur. Kurang tidur akan meningkatkan risiko inflamasi dan mengganggu kinerja sistem imun.
Akibatnya, tubuh akan lebih rentan untuk terkena penyakit.
Baca juga: Mengenal Gejala dan Cara Mengatasi Insomnia Tanpa Obat
Insomnia kronis akan membuat tubuh tidak bisa mengontrol level gula darah sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, khususnya jika Anda berusia kurang dari 40 tahun.
Bahkan menurut penelitian, orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam setiap malam akan memiliki risiko 2,5 kali lebih besar untuk terkena diabetes dari beberapa orang yang tidur selama 7-8 jam setiap malam.
Masa kehamilan akan membuat tidur tidak nyenyak karena rasa tidak nyaman serta adanya dorongan untuk lebih sering buang air kecil.
Namun jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini akan meningkatkan risiko gangguan kehamilan, seperti kelahiran prematur, kelahiran dengan operasi sesar, rasa sakit yang lebih parah ketika melahirkan, hingga bayi lahir dengan berat yang rendah.
Kurang tidur bisa berdampak negatif terhadap kesehatan seksual, baik pada pria maupun wanita.
Kurang tidur sudah terbukti meningkatkan risiko disfungsi ereksi pada pria dan mengurangi gairah seksual pada wanita.
Perubahan suasana hati yang muncul ketika tubuh tidak cukup tidur bisa memicu gaya hidup yang tidak sehat.
Kecenderungan untuk mengonsumsi minuman beralkohol atau penggunaan obat-obatan terlarang, termasuk penggunaan obat tidur, akan meningkat.
Kurang tidur akan membuat seseorang tidak bisa mengontrol bagian otak tertentu sehingga cenderung memiliki pikiran yang berkelana tanpa kendali.
Kondisi ini kemudian akan menyebabkan kesulitan untuk berkonsentrasi dan terganggunya ingatan jangka pendek.
Mengingat ada banyaknya dampak insomnia bagi kesehatan yang akan dialami tersebut, mengubah kebiasaan sangat disarankan agar mendapatkan tidur yang cukup di malam hari.
Namun ketika perubahan kebiasaan tersebut tidak membantu, Anda disarankan untuk mencari bantuan medis agar mendapatkan diagnosis serta perawatan yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.