Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Tradisi Lebaran, Saling Memaafkan Punya Manfaat Kesehatan

Kompas.com - 22/04/2023, 01:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Momen idul fitri atau lebaran selalu diwarnai dengan kegiatan bermaaf-maafan. Ya, bermaaf-maafan telah menjadi tradisi saat momen lebaran tiba.

Sebenarnya, saling memaafkan seperti yang terjadi di momen lebaran bukan sekadar tradisi belaka. Banyak riset membuktikan bahwa memaafkan memiliki manfaat kesehatan.

Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan

Penelitian yang dilakukan psikolog dari Amerika, Everett L. Worthington, menemukan bahwa memaafkan bisa mengubah kondisi emosi kita.

Emosi juga berpengaruh signifikan pada kesehatan tubuh kita.

"Emosi kita berpengaruh pada kesehatan mental, dan kesehatan mental berhubungan langsung dengan kesehatan fisik,” ucap Worthington.

Baca juga: Kenapa Ada Orang Stres dan Depresi saat Libur Lebaran Tiba?

Secara rinci, berikut manfaat memaafkan untuk kesehatan:

  • Membantu manajemen stres

Tidak bisa memaafkan menumbuhkan perasaan marah, permusuhan, dan stres, yang tentunya berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Sebuah studi yang diterbitkan pada April 2016 dalam jurnal Annals of Behavioral Medicine menemukan bahwa berapa pun usianya, orang yang mampu memaafkan mengalami penurunan persepsi terhadap stres yang dialami.

Kondisi ini juga menurunkan tekanan psikologis.

"Memaaafkan merupakan salah satu respon yang efektif untuk mengurangi persepsi stres dan meningkatkan kesehatan," ucap Worthington.

Worthington juga menambahkan bahwa stres bisa mempengaruhi sistem kekebalan pada tingkat sel, yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada semua bagian tubuh.

“Itu dapat mengganggu segalanya mulai dari sistem seksual dan reproduksi hingga sistem pencernaan hingga kemampuan Anda melawan penyakit dan kelelahan,” kata Worthington.

  • Meningkatkan kesehatan jantung

Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, para peneliti menemukan bahwa kemarahan dan permusuhan terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung, serta hasil yang lebih buruk bagi orang yang sudah memilikinya.

Sebaliknya, memaafkan dapat menurunkan semua risiko penyebab kematian.

Menurut Worthington, memaafkan juga memengaruhi sistem saraf parasimpatis, yang memperlambat pernapasan dan detak jantung serta meningkatkan pencernaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com