KOMPAS.com - Apakah Anda sering merasa ketakutan hingga nafas sesak dan dada terasa nyeri?
Jika itu sering terjadi, ada kemungkinan Anda mengalami panic attack atau serangan panik. Namun, apa penyebab panic attack?
Ternyata, kondisi ini dapat terjadi ketika Anda merasa stres. Namun, panic attack juga bisa terjadi secara tiba-tiba, bahkan ketika Anda sedang tidur.
Untuk itu, simak penjelasan serta gejala panic attack yang perlu diketahui berikut ini.
Baca juga: Mengapa Kecemasan Memicu Sesak Napas?
Menurut Cleveland Clinic, orang yang mengalami panic attack bisa merasakan adanya teror yang tiba-tiba menyerang tanpa peringatan.
Episode ini bisa terjadi kapan saja, bahkan saat Anda tidur.
Serangan panik terjadi ketika respon flight-or-fight aktif namun tidak ada bahaya yang terjadi.
Saat tubuh dihadapkan pada bahaya, otak memerintahkan sistem saraf otonom untuk mengaktifkan respon flight-or-fight.
Hal ini membuat tubuh dibanjiri bahan kimia, termasuk adrenalin, yang memicu perubahan fisiologis.
Misalnya, detak jantung dan pernapasan dipercepat dan darah dialirkan ke otot untuk bersiap menghadapi pertempuran fisik atau melarikan diri.
Respon tersebut bisa aktif di waktu yang tidak tepat karena beberapa faktor, seperti:
Orang yang mengalami serangan panik mungkin mengira mereka sedang sekarat atau menjadi gila.
Ketakutan dan teror yang dialami seseorang saat mengalami serangan panik tidak sebanding dengan situasi sebenarnya dan mungkin tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Orang yang mengalami panic attack juga bisa merasa sedang mengalami serangan jantung.
Baca juga: Tanda-tanda Serangan Panik pada Anak dan Cara Mengatasinya
Gejala utama saat seseorang mengalami panic attack adalah nafas yang cepat atau memburu.
Melansir Mind, seseorang yang sedang berada di episode panic attack juga merasakan detak jantung yang berdebar kencang, berkeringat, mual nyeri dada atau perut, sulit bernafas, dan gemetar.
Mereka juga bisa merasa terputus dari pikiran, tubuh, atau lingkungan sekitar.
Selama serangan panik, kita juga bisa kehilangan kendali, mengalami serangan jantung, dan seolah-olah akan mati.
Dilansir dari WebMD, serangan panik umumnya berlangsung singkat, kurang dari 10 menit. Namun, beberapa gejalanya mungkin bertahan lebih lama.
Serangan panik bisa menjadi gejala gangguan kecemasan, dan orang yang pernah mengalami satu serangan panik mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami serangan panik lainnya dibandingkan dengan mereka yang belum pernah mengalaminya.
Memahami apa penyebab panic attack sangatlah penting sehingga Anda bisa melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.
Anda juga diimbau untuk dapat mengetahui apa saja yang perlu dilakukan ketika serangan panik menyerang agar tidak memicu masalah kesehatan lain yang lebih serius.
Baca juga: 4 Cara untuk Meredakan Kecemasan dan Panik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.